Sukses

Korban Dibakar Hidup-Hidup di Rembang Meninggal Dunia

Sukarno meninggal dunia usai dirawat intensif selama 10 hari di rumah sakit lantaran mengalami luka bakar 70 persen

Liputan6.com, Rembang - Satu dari dua korban yang dibakar hidup-hidup di Rembang, Sukarno (39) tak sanggup bertahan. Pria asal Desa Seren, Kecamatan Sulang, Rembang ini meninggal dunia di rumah sakit, Minggu (8/12/2019).

Kepala Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R. Soetrasno Rembang, Zaenal Abidin mengatakan Sukarno meninggal dunia usai dirawat intensif selama 10 hari di rumah sakit lantaran mengalami luka bakar 70 persen atau nyaris penuh sekujur tubuh.

"Betul, pasien korban pembakaran tersebut meninggal dunia sekitar pukul 10.00 WIB di ruang HND rumah sakit," katanya, Minggu (8/12/2019).

Winarto, salah satu kerabat sekaligus tetangga korban menjelaskan, Sukarno langsung dibawa ke rumah sakit begitu diketahui dibakar hidup-hidup di jalan Desa Sumberjo Kecamatan kota Rembang pada Jumat (29/12/2019) lalu.

Korban menjalani operasi pada Senin (02/12/2019). Setelah itu Sukarno dipindah ke ruang perawatan. Sayangnya, kondisinya semakin memburuk hingga Sabtu malam (07/12/2019).

Winarto bercerita, saat Sukarno dirawat di rumah sakit, ia sempat mengigau didatangi dua orang berpakaian hitam-hitam. Ada dugaan, korban trauma.

“Dia waktu tidur sempat teriak, lalu ketika bangun cerita kedatangan 2 orang pakai hitam-hitam. Entah ini halusinasi keguncang pikiran, karena mengalami luka bakar atau ada tanda-tanda sakaratul maut," kata Winarto.

Minggu, kondisi Sukarno terus menurun. Winarto lantas mengajak istri dan ibu korban pembakaran ini untuk berdoa. Sekitar lima menit kemudian, Sukarno dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis.

“Sebenarnya sudah sempat makan juga, tapi belakangan ini diajak komunikasi susah. Omongannya sudah pelo,” dia mengungkapkan.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Tuntutan Keluarga Korban Pembakaran

Tentu saja keluarga korban terpukul atas peristiwa yang menimpa Sukarno. Keluarga heran, ada orang yang berlaku tak manusiawi.

"Kalau memang benar bersalah, kenapa harus mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dan meninggal dunia dengan cara dibakar," katanya.

Winarto berharap Sukarno mendapat keadilan. Dia menilai tindakan tersangka pembakaran sudah memenuhi unsur pembunuhan berencana. Karenanya, ia berharap agar tersangka dihukum setimpal.

“Ada indikasi tersangka sudah merancang, kemudian dengan sengaja membakar. Negara ini kan negara hukum. Kalau memang tersangka bersalah, kenapa harus dibakar. Kok nggak diselesaikan dengan cara lain, yang sesuai jalur hukum," ujarnya.

Sukarno tinggal di Perumahan Sumber Mukti Indah yang terletak di Desa Sumberejo, Rembang, supaya lebih dekat dengan tempat kerjanya sebagai tukang parkir di sebelah utara Pasar Rembang. Sukarno tercatat menjadi warga Desa Seren, Kecamatan Sulang.

Jenazah korban Sukarno dimakamkan di pemakaman umum Desa Seren, Kecamatan Sulang, Minggu (08 Desember 2019) sekira pukul 15.30 WIB.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Sukarno dan Ivan Agus Setiyarno adalah korban yang dibakar hidup-hidup oleh pria Rembang kota berinisial SM (50). Kepada wartawan, SM mengaku sakit hati karena istrinya selalu digoda oleh korban yang bernama Sukarno.

SM mengungkapkan, sebetulnya tindakan pembakaran hanya ingin dilakukannya kepada korban bernama Sukarno. Namun, lantaran saat itu posisi Ivan Agus berdekatan dengan Sukarno, Ivan turut terbakar.

"Temennya bersebelahan, dia ikut terbakar," ucapnya.

SM mengaku tak menyesali apa yang telah dilakukannya. Hal itu dilakukan semata-mata karena rasa sayangnya kepada istri. Dia pun mengaku beberapa kali membuntuti korban dan pernah memergoki Sukarno berduaan dengan istrinya.

"Pernah memergoki di hotel. Saya spontan membakar korban karena sakit hati dan gak mau ruwet," ucap pria yang sebelumnya bekerja sebagai tukang tambal ban di Rembang ini.