Solo - Rencana operasional angkutan anak sekolah menggunakan kendaraan pengumpan (feeder) Batik Solo Trans (BST) bakal direalisasikan awal tahun depan atau awal semester II tahun ajaran 2019/2020.
Sebanyak 20 unit angkutan dioperasikan untuk siswa SMPN 3 dan SMPN 18 Solo.
Advertisement
Baca Juga
Operasional tersebut diputuskan kendati rencana pemindahan SMPN 3 dari gedung lama yang berlokasi di Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari ke gedung baru di Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, Solo, masih ditolak sejumlah orang tua siswa.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Etty Retnowati, mengatakan keputusan operasional angkutan gratis siswa sekolah tersebut merupakan hasil rapat sejumlah pihak terkait.
"Perjalanan dimulai dari SMPN 18 di Kelurahan Kadipiro menuju gedung lama SMPN 3 di Kelurahan Timuran. Kemudian gantian angkutan mengangkut siswa SMPN 3 ke gedung baru di Kelurahan Karangasem, Kecamatan Banjarsari,” ucapnya, kepada wartawan, Selasa (10/12/2019).
Etty mengatakan rute tersebut berdasarkan rapat terakhir yang digelar belum lama ini. Sebelumnya, setiap sekolah mendapatkan jatah 10 unit angkutan feeder.
"Enggak jadi dibagi dua, 20 unit angkutanmenjalani rute Karangasem-Timuran-Kadipiro. Anak-anak SMPN 18 berangkat lebih pagi, mungkin jam 06.00 kemudian baru anak-anak SMPN 3. Namun, saya meminta agar jam pelajaran pertama diundur 15-30 menit agar anak-anak enggak khawatir terlambat sekolah," jelas Etty.
Ia mengatakan rute itu juga berlaku arah sebaliknya, angkutan menjemput siswa di Karangasem, kemudian mengantar ke Timuran baru Kadipiro. Ia meminta angkutan gratis tersebut sudah siap di lokasi penjemputan saat jam belajar mengajar berakhir.
"Masa transisi, ya. Jadi kemungkinan jam mereka ikut mundur, menyesuaikan. Tapi layanan ini hanya berlaku sebatas jam sekolah reguler. Untuk kegiatan di luar jam sekolah, seperti pelajaran tambahan atau ekstrakurikuler belum diakomodasi," ucap Etty.
Sebelumnya, Kepala UPT Transportasi Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, M Yulianto, mengaku menyiapkan anggaran senilai Rp1 miliar untuk operasional 20 angkutan sekolah selama satu tahun.
Armada tersebut khusus untuk angkutan sekolah sehingga hanya beroperasi saat jam berangkat dan pulang sekolah. Selebihnya, mereka harus stand by di kantor Dishub.
"Petugasnya menggunakan tenaga alih daya atau outsource, nanti akan kami lelangkan. Beda perlakuannya dengan angkutan feeder. Unitnya baru semua, hasil pengadaan tahun ini," kata dia.
Baca berita menarik Solopos.com lainnya.
Akhmad Mundzirul Awwal/PNJ