Sukses

Mimpi Malang Jadi Lokasi Wisata Kekinian untuk Generasi Milenial

Wali Kota Sutiaji berbicara mengenai masa depan tempat wisata di Kota Malang. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Kota Malang mempunyai banyak tempat wisata yang kekinian. Terbagi atas 3 daerah, yaitu Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang menjadikannya kaya kuliner, budaya, hingga wisata alam.

Satu tahun yang lalu, MoU dibuat yang berisikan bahwa berbicara Malang adalah berbicara tentang Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang.

Karena dibagi menjadi 3 daerah, maka tempat wisata setiap daerahnya pun tak sama. Kota Batu misalnya, ia terkenal dengan objek wisata buatan. Lalu Kabupaten dengan kekayaan alamnya yang menjadi daya tarik tersendiri. Yang terakhir, Kota Malang, dengan kuliner dan wisata-wisata budayanya.

Wali Kota Malang, Sutiaji berbicara mengenai masa depan tempat wisata yang ada di Kota Malang saat menyambangi kantor Liputan6.com, pada 10 Desember 2019 di Jakarta.

"Karena kami di kota Malang itu ada 3 komitmen yang sudah dicetuskan oleh pendahulu kami, ada kota pariwisata, kota industri, dan kota pendidikan, maka kami tidak akan membuat objek wisata yang sudah ada di (kota) Batu. Kami tidak mungkin bisa membuat objek wisata seperti di kabupaten (Malang), tapi kami akan membuat bagaimana Malang ini punya ciri tersendiri," kata dia.

Beberapa waktu lalu, tempat wisata Kayutangan berubah nama menjadi seperti nama jalannya, Basuki Rahmat. Lalu, Sutiaji berencana akan mengubah kembali namanya ke semula, Kayutangan.

"Salah satu di antaranya tahun 2020 ini, Kayutangan akan kami kembalikan nama (menjadi) Kayutangan yang kemarin namanya Basuki Rahmat itu," tutur Sutiaji.

Kayutangan mendapat bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp28 miliar. Rencananya, Pemkot Malang akan membangun infrastruktur pada bagian depan dan belakang Kayutangan.

Selain itu, Pemkot Malang juga bertekad menyongsong program nasional. Salah satunya adalah program yang akan dibangun di Bromo Tengger Semeru (BTS).

"Akan saya buat tempat bagaimana orang menunggu ketika mau ke Bromo," ujar Sutiaji.

Pemkot Malang berencana untuk membuatkan tempat bagi pengunjung Bromo karena biasanya pengunjung berangkat ke Bromo pada pukul 2 pagi.

Rencananya, Pemkot Malang akan membuat tempat untuk anak muda kongkow dengan luas 1 sampai dengan 3 km. Namun, tempat yang direncanakan ini tak akan sama seperti halnya yang ada di Yogyakarta dan di Bandung.

"Kami di sana nanti akan basic-nya adalah IT, kalau kepingin yang tradisional, masuk ke kampung. Akhirnya nanti ini terbangun sinergi antara UMKM dengan milenial tadi. Jadi milenial mungkin modelnya tapi kalo kepingin makan-makan tradisional biar dilayani oleh masyarakat," tambah Sutiaji.

Hal ini bertujuan untuk mengangkat budaya yang ada dan menjembatani antara masyarakat dengan milenial. Salah satu tempat wisata yang sedang ramai dibicarakan adalah Kampung 3G (Glintung Go Green).

Namun, sebelum semua terealisasikan, Sutiaji menginginkan penataan lalu lintas yang baik. 

"Tentu kami, utama adalah masalah berkaitan dengan masalah lalu lintas. Oke, potensinya bagus, tapi ketika orang dari satu titik (akan) ke satu ke objek wisata titik yang lain, mengalami kendala, lama-lama mesti jenuh. Apalagi sekarang dengan tol. Maka hemat saya, akses antara spot satu dengan spot yang lain ini menjadi keharusan," Sutiaji menandaskan.

 

 

(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)

 

Simak video pilihan berikut ini: