Liputan6.com, Garut - Sebagai salah satu daerah etalase bencana alam di pulau Jawa. Kabupaten Garut, Jawa Barat wajib berbenah dan waspada, saat musim penghujan berlangsung.
Panglima Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi, Mayor Jenderal TNI Nugroho Budi Wiryanto mengatakan, kabupatan Garut memiliki resiko ancaman bencana alam cukup tinggi, terutama saat masuknya musim penghujan.
“Kondisi ini harus kita sikapi dengan peningkatan kewaspadaan karena ini sangat berpotensi menimbulkan bencana alam,” ujar dia di sela kegiatan junjungan ke Garut dalam acara Bakti Sosial Hari Juang TNI bertempat di Alun-alun Garut, Rabu (11/12/2019).
Advertisement
Menurutnya, kontur alam kabupaten Garut terbilang tinggi potensi bencana alam, sebut saja longsor, pergerakan tanah, banjir, gempa, hingga tsunami yang bisa merenggut warga.
Baca Juga
“Oleh karenanya masyarakat harus benar-benar waspda karena bencana bisa terjadi kapan saja dan di mana saja,” ujar dia mengingatkan.
Untuk meningkatkan kewaspadaan, lembaganya ujar dia, mengajak seluruh elemen masyarakat bahu-membahu, mengantisipasi terjadinya bencana alam di daerah masing-masing.
“Warga di pesisir pantai selatan juga harus berhati-hati, karena bencana bisa terjadi sewaktu-waktu mengingat tingkat kerawanan di wilayah ini sangat tinggi,” kata dia.
Untuk mendukung hal itu, rencananya pada 18 Desember mendatang, lembaganya bakal menggelar apel kekuatan khusus, sebagai bagian persiaan menghadapi bencana.
“Kami juga intrusikan seluruh Dandim di wilayahnya agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan serta antisiapasi bencana,” kata dia.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Himbauan Warga
Dandim 0611 Garut, Letkol Inf Erwin Agung, mengaku sudah sangat memahami kondisi alam Garut, yang rawan terjadinya bencana, berkaca dari beberapa musibah bencana alam tahun lalu.
“Saya telah menyampaikan ke Bupati Garut agar mewaspadai longsor di sejumlah daerah memasuki musim hujan ini,” kata dia.
Untuk mendukung tingkat kewaspadaan bencana, lembaganya telah mengumpulkan seluruh Danramil agar lebih peka terhadap situasi, terutama saat terjadinya bencana.
“Kita harus tahu siapa berbuat apa, kalau ada korban bisa segera ditangani,” pinta dia.
Bahkan beberapa waktu lalu, lembaganya telah menggelar latihan khusus penanggulangan bencana alam dengan melibatkan lembaga lain seperti BPBD, Tagana, dan Polri.
“Dalam latihan itu ditegaskan kembali terkait tugas dan fungsi tiap-tiap lembaga, sehingga ketika bencana terjadi, tidak ada saling mengandalkan,” kata dia.
Advertisement