Solopos.com - Klaten Kamis (12/12/2019) pagi itu seperti biasanya Wn menyiapkan sarapan untuk kedua anaknya di rumah mereka, di Bakalan, Purwantoro, Wonogiri.
Dua anak Winarsih, masing-masing ZIM (10) dan KT (7). ZIM duduk di kelas V sekolah dasar (SD), sedangkan KT kelas III SD.
Advertisement
Baca Juga
Hari itu Wn menyajikan pecel dan sayur sup berisi kubis dan wortel berkuah bening untuk mengisi perut anaknya sebelum mereka berangkat sekolah. Dua gelas susu menemani hidangan.
Satu gelas berukuran besar, satu lainnya kecil. Saat sarapan pun tiba. Ketiganya menyantap menu itu dengan lahap. Tak berapa lama kemudian Wn dan KT tersungkur di lantai ruang tamu dengan posisi berdekatan.
ZIM yang masih sadar keluar rumah melalui pintu belakang sambil menahan rasa sakit di perut. Dia berjalan sempoyongan menuju rumah neneknya tak jauh dari rumahnya.
Dia teriak meminta tolong sambil terus melangkah. Suaranya parau. Sang nenek yang mendengar suara ZIM lekas keluar rumah lalu menghampirinya.
Sang nenek lalu meminta tolong warga untuk mengecek rumah Wn. Betapa terkejutnya mereka mendapati Wn dan KT tergeletak di lantai dalam kondisi kejang-kejang.
Baca Berita Menarik Lainnya di Solopos.com.
KONTAK BANTUAN
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Kertas Wasiat
Warga seketika membawa keluarga kecil itu ke RS Muhammadiyah Ponorogo, Jawa Timur. Sesampainya di rumah sakit Wn dan KT dinyatakan meninggal dunia, sedangkan ZIM kritis.
Belum diketahui secara pasti penyebab kematian Wn, KT, dan kritisnya ZIM. Namun, polisi menduga satu keluarga kecil itu celaka seusai minum susu dicampur insektisida yang dibuat Wn.
Dugaan itu berdasar petunjuk yang ditemukan. Saat olah tempat kejadian perkara (TKP) polisi menemukan sisa susu di dua gelas tak jauh dari lokasi Wn dan KT tergeletak. Wn diduga bunuh diri, tetapi belum bisa dipastikan rencananya tersebut sudah diketahui kedua anaknya atau belum.
Dugaan itu diperkuat dengan ditemukannya sesobek kertas berisi wasiat Wn. Kertas itu bertuliskan, "Nek aku mati aku pengen dikubur karo keluargaku, ditumpuk. Nak ora tak dendeni [Kalau aku mati aku pengin dimakamkan dengan keluargaku, ditumpuk. Kalau tidak aku akan menghantui]".
"Petugas medis RS Muhammadiyah Ponorogo menginformasikan kemungkinan para korban meninggal dan kritis akibat insektisida. Kami menduga insektisida dicampur di susu. Tapi ini masih dugaan awal,” kata Kapolsek Purwantoro, Iptu Aris Joko Narimo mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Christian Tobing, kepada Solopos.com, Kamis, 12 Desember 2019.
Penggunaan insektisida diperkuat dengan temuan cairan diduga obat pertanian di botol bekas kemasan air mineral ukuran 600 mililiter di bagian lain dalam rumah. Susu dan cairan itu sudah dibawa polisi untuk diuji laboratorium.
Polisi juga menemukan sisa sayur sop di wajan yang masih ada di dapur. Sayur itu diduga dimakan para korban. Untuk mengetahui sayur tersebut ada campuran racun atau tidak, polisi juga membawanya untuk diuji laboratorium.
"Saya mendapat informasi ZIM dirujuk ke RSUD Ponorogo. Semoga dia pulih, sehingga bisa ditanya lebih lanjut agar cerita sebenarnya bisa terungkap," imbuh Aris.
Akhmad Mundzirul Awwal/PNJ.
Advertisement