Liputan6.com, Yogyakarta Sebagai perguruan tinggi dengan kekayaan disiplin ilmu terluas di Indonesia, UGM berupaya mengimplementasikan semangat kampus inklusif. Artinya, pengetahuan dan informasi yang berada di UGM bukan hanya milik warga UGM saja, melainkan bisa diakses oleh seluruh masyarakat.
Melalui laman ugm.ac.id. setiap orang bisa menyaksikan konten berita, pendidikan, penelitian, pengabdian, menara ilmu, dokumenter, serta seni dan budaya yang diunggah di kanal pengetahuan masing-masing fakultas. Setiap bulan, masing-masing fakultas mengunggah dua sampai tiga konten.
UGM yang didirikan 70 tahun yang lalu diberi mandat untuk mengembangkan diri sebagai balai nasional ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila demi kepentingan kemanusiaan dan perkembangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, UGM dituntut untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif dalam memecahkan persoalan bangsa serta berkontribusi meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) untuk daya saing bangsa.
Advertisement
“Salah satunya diterjemahkan dengan menyediakan sumber-sumber pengetahuan bagi masyarakat lewat kanal pengetahuan yang sudah dikembangkan sejak 2016,” ujar Hatma Suryatmojo, Kepala Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) UGM, Selasa (17/12/2019).
Baca Juga
Menurut Hatma, selain menjadi sarana untuk membagikan ilmu kepada masyarakat umum, kanal pengetahuan juga menjadi sarana pembelajaran mahasiswa UGM. Hal ini sejalan dengan strategi mengembangkan inovasi pembelajaran di kampus melalui muatan paparan kompetensi global serta pembelajaran berbasis visual atau visual based learning.
Tidak hanya kanal pengetahuan, universitas yang memiliki 18 fakultas, dua sekolah, dan lebih dari 250 program studi ini juga memiliki kanal TV UGM atau UGM Channel yang bisa disaksikan secara langsung lewat channel.ugm.ac.id. Ia juga berharap melalui berbagai media yang dimiliki UGM, masyarakat diharapkan dapat mengakses konten yang menginspirasi dan memotivasi.
Komitmen UGM menyediakan pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas ini dibuktikan dengan menerima mahasiswa difabel. Saat ini terdapat 14 mahasiswa difabel yang sedang menyelesaikan studinya. Tidak sedikit juga, mahasiswa difabel yang berhasil lulus dengan baik dan bahkan mencetak pretasi di kancah internasional.
Salah satunya, Muhammad Fahmi Husaen. Mahasiswa kelahiran 22 tahun silam ini memiliki keterbatasan fisik karena mengidap Duchne Muscular Distropy (DMD). Ia tidak bisa berjalan sejak kelas 4 SD.
Meskipun demikian, alumni D3 Prodi Komputer dan Sistem Informasi Sekolah Vokasi ini berhasil menyabet sejumlah prestasi di tingkat nasional sampai internasional. Prestasi-prestasi yang diraihnya, antara lain,Special Mention Indonesia ICT Award 2013, Medali Perak OSN Karya Ilmiah Inklusi 2015, Finalis Toyota Eco Youth 2016, Top 5 Design Mucle Car Indonesia Electric Car Design Contest 2018, Nominasi Samsung Global Startup Acceleration Program 2018, Medali Emas Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke 31 kategori Presentasi dan Poster 2018, dan Delegasi Sekolah Vokasi dalam The Internasional Seminar of Technology Sustainbility 2018. Ia juga mendapat penghargaan Pemuda Difabel Berprestasi dalam Anugerah Kepemudaan 2019 dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.
“UGM juga akan mendirikan mendirikan Unit layanan Disabilitas yang berfokus pada layanan dan dukungan akses pada 2020 yang sejalan dengan misi untuk menyediakan pendidikan yang inklusif bagi setiap kalangan,” ucap Hatma.
Perguruan Tinggi Terbaik Berbasis Kinerja Pengabdian Masyarakat
Sepanjang 70 tahun perjalanannya, UGM konsisten menjalankan darma pengabdian. Bahkan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memberikan UGM gelar perguruan tinggi terbaik berbasis kinerja pengabdian masyarakat. Capaian ini pun diraih UGM selama dua tahun berturut-turut.
Pemeringkatan ini diikuti 127 perguruan tinggi negeri dan swasta yang masuk dalam kluster unggul dan sangat bagus. Posisi UGM mengungguli Universitas Diponegoro dan Padjajaran yang berada di urutan kedua dan ketiga.
“Hasil pemeringkatan ini menjadi prestasi yang membanggakan bagi UGM, dan menunjukkan capaian dari usaha UGM dalam pengembangan IPTEKS yang bermanfaat dalam pengelolaan dan penyelesaian berbagai persoalan di masyarakat,” ujar Irfan Dwidya Prijambada, Direktur Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM.
Salah satu kegiatan pengabdian yang dilakukan UGM adalah program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah dimulai pada 1971 dengan fokus kawasan DIY. Sampai saat ini, KKN telah menjangkau 34 provinsi di Indonesia, termasuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.
Salah satu tim KKN yang ditempatkan di kawasan transmigrasi Desa Rasau Jaya Satu dan Rasau Jaya Tiga di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, misalnya, membangun sarana penjernih air sungai untuk menyaring material padatan yang terkandung dalam air sungai berwarna merah kecoklatan yang biasa dimanfaatkan masyarakat untuk aktivitas sehari-hari.
Selama sekitar 2 bulan, para mahasiswa hidup di tengah masyarakat untuk belajar sekaligus memberikan kontribusi untuk menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat, berbekal pengetahuan yang diperoleh dari kampus.
Apresiasi terhadap KKN UGM juga didapat dari kalangan internasional. Pendekatan KKN UGM dalam menangani bencana tsunami di Selat Sunda mengantarkan dosen UGM, Hanggoro Tri Rinonce, meraih juara dua Best Poster Overall dalam Konferensi The Network Toward Unity for Health 2019 yang diselenggarakan di Darwin Convention Center, Darwin, Australia pada 10-13 September 2019.
“KKN UGM ternyata juga menjadi salah satu rujukan dunia untuk kegiatan pengabdian,” ucap Irfan.
Selain KKN, UGM juga memiliki sejumlah kegiatan pemberdayaan masyarakat desa lewat program desa binaan, penerapan teknologi tepat guna dalam program pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas kewirausahaan dalam masyarakat dan pendampingan usaha mikro kecil menengah (UMKM), serta pemecahan masalah dan pemberian bantuan bagi masyarakat korban bencana melalui program Disaster Response Unit (DERU).
Advertisement
Perguruan Tinggi Terbaik Berdasarkan Kinerja Penelitian
Kinerja UGM dalam bidang penelitian pun terus menunjukkan peningkatan dan mendapatkan pengakuan baik di tingkat nasional. UGM terpilih menempati peringkat pertama perguruan tinggi berdasarkan penilaian kinerja penelitian periode 2016-2018 yang dirilis Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Sampai dengan November 2019, capaian Kekayaan Intelektual (KI) yang dihasilkan UGM adalah 440 judul. Capaian KI terdiri atas 123 paten dan 302 hak cipta, tujuh merek, dan delapan desain industri.
Jumlah KI pada tahun ini meningkat jika dibandingkan dengan 2018. Pada tahun lalu, pencapaian KI sebanyak 256 KI yang terdiri dari 70 paten dan 186 hak cipta.
Inovasi yang telah dihasilkan dari bidang kesehatan berupa katup celah semilunar yang diberi nama INA Shunt untuk penderita hidrocephalus. INA Shunt lahir dari tangan Paulus Sudiharto, seorang ahli bedah syaraf FKKMK.
Alat kesehatan ini digunakan untuk mengalirkan cairan yang terkumpul di otak pada penderita hidrocephalus. Sampai sekarang, lebih dari 10.000 pasien hidrocephalus yang menggunakan INA Shunt. Kehadiran alat ini telah memberikan harapan bagi penderita hidrosefalus dan membawa angin segar dalam pengembangan alat kesehatan tanah air.
Para peneliti UGM juga berhasil mengembangkan inovasi yang dapat membantu para petani dalam menjalankan aktivitas bertani termasuk dalam mengatasi serangan hama dan penyakit tanaman pertanian. Tim peneliti FMIPA UGM yang digawangi Andi Dharmawan, membuat sistem pembasmi hama dan penyakit tanaman melalui udara dengan memanfaatkan pesawat tanpa awak autopilot bernama EDRONES.