Liputan6.com, Cirebon - Sejumlah permainan tradisional Cirebon perlahan hilang. Bahkan, pihak Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Kabupaten Cirebon mengaku masih terus mencari tahu apa saja permainan tradisional Cirebon yang tidak sama dengan daerah lain.
Wakil Ketua KPOTI Kabupaten Cirebon Yayan Wardianto mengatakan, sebagian besar permainan tradisional Cirebon sama dengan daerah lain. Oleh karena itu, dia tidak bisa mengklaim permainan tersebut merupakan asli Cirebon.
Advertisement
Baca Juga
"Seperti hadang atau gobag sodor, egrang, tarik tambang, lari balok sampai sumpitan. Itu adalah permainan tradisional yang ada di daerah lain juga tapi beda nama dan itu sudah dibakukan di pengurus pusat dan masuk dalam kategori olahraga tradisional," ujar dia, Rabu (19/12/2019).
Namun demikian, kata dia, hingga saat ini pengurus KPOTI Kabupaten Cirebon mengusulkan satu permainan tradisional yang khas, yakni Bola Api.
Hanya saja, kata dia, Bola Api belum dibakukan menjadi permainan tradisional Cirebon lantaran berbagai pertimbangan. Salah satunya dianggap masih terlalu membahayakan bagi pemainnya.
"Kami juga sering kunjungan ke kampung dan desa bermain permainan tradisional. Taruhlah permainan yang sudah dibakukan dan ironisnya masih ada anak yang bertanya itu permainan apa. Menurut saya itu tanda bahwa anak sekarang tidak tahu permainan asli Indonesia sendiri," ujar dia.
Dia mengaku tidak mudah mencari permainan tradisional yang asli Cirebon. Sebab, dalam setiap permainan harus diamati dan diteliti terlebih dahulu.
Seperti mencari arti filosofis permainan, latar belakang permainan yang terkait dengan budaya Cirebon. Hingga memastikan tidak ada di daerah lain.
"Yang terbaru itu ya baru permainan bola api tapi belum kami ajukan karena masih butuh penelitian," ujar dia.
Seperti diketahui, permainan bola api di Cirebon biasanya digelar pada momen tertentu. Permainan bola api umumnya dimainkan oleh para santri di Cirebon.
Tradisi
Biasanya permainan bola api di Cirebon digelar menjelang Ramadan. Bola api juga menjadi salah satu hiburan rakyat pada puncak akhir tahun ajaran di pesantren.
Pengasuh Madrasah Al-Hikaamus Salaafiyyah KH Arwani Syaerozi, permainan bola api di ponpesnya sudah menjadi tradisi.
"Peraturannya sama seperti permainan sepak bola pada umumnya saja. Bedanya bola yang dimainkan ini ada apinya," kata dia.
Bola sepak terbuat dari kulit luar buah kelapa yang telah dikupas setelah sebelumnya direndam minyak tanah selama beberapa bulan.
Arwani mengatakan, para santri tingkat Aliyah itu sebelumnya telah dibekali doa-doa, tirakat, dan berpuasa. Doa dan tirakat yang dilakukan para santri tersebut juga sudah mendapat ijazah dari Al-Maghfurlah KH Makhtum Hannan.
"Buah kelapa itu yang nantinya dinyalakan, sehingga para santri akan menendang dan menggiring bola api yang menyala-nyala," kata Arwani.
Sebelum pertandingan bola api dimulai, para santri akan memeragakan adegan mandi petasan tanpa diberi alat bantu apa pun. Santri yang dililit petasan sekujur tubuh itu diposisikan di tengah-tengah penonton.
Petasan panjang berukuran besar melilit di sekujur badan para santri. Saat dinyatakan siap di bawah tatapan khawatir para penonton, semua petasan meledak mengeluarkan suara keras.
Ia mengatakan, tradisi bola api dan mandi petasan ini bagian dari ekspresi dan tradisi Islam Nusantara. Hal itu bagian masih menjaga tradisi dan kearifan lokal.
"Ini merupakan ikhtiar penjagaan dakwah Islam sebagaimana dahulu dilakukan oleh para wali. Hanya dengan ekspresi semacam ini, Indonesia akan tetap terjaga dari bahaya kelompok agama radikal dan jurang perpecahan," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement