Liputan6.com, Palembang - Bus Sriwijaya yang jatuh ke jurang di Sungai Lematang Kota Pagar Alam Sumatera Selatan (Sumsel), ternyata mengangkut sekitar 50 orang. Detik-detik kecelakaan maut ini terekam jelas oleh belasan penumpang yang berhasil selamat.
Salah satunya Hasanah (52), yang lolos dari maut saat Bus AKAP Bengkulu-Palembang terjun ke jurang sedalam 150 meter.
Advertisement
Baca Juga
Pada Senin (23/12/2019) malam, bus bernomor polisi BD 7031 AU ini sempat terperosok ke parit. Tepatnya di Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang Sumsel. Kondisi bus saat itu sempat terbalik, puluhan penumpang pun berteriak histeris.
Agar bisa keluar dari paritan tersebut, bus akhirnya ditarik oleh mobil lain yang melintas saat kejadian. Sopir bus Ferry, berusaha untuk mengemudikan setir busnya, agar ban kendaraannya bisa menaiki parit.
"Kami semua disuruh turun, lalu ada mobil travel yang menarik bus kami agar keluar dari paritan. Setelah berhasil, seluruh penumpang akhirnya naik bus lagi," katanya, saat diwawancarai di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Basemah Pagar Alam Sumsel, Selasa (24/12/2019).
Kecelakaan kecil tersebut seakan menjadi pertanda akan ada kecelakaan maut di jurang Sungai Lematang Kabupaten Lahat Sumsel.
Sopir Bus Sriwijaya Ferry, langsung melajukan busnya dengan kecepatan tinggi. Hingga akhirnya bus menabrak pembatas jalan dan langsung masuk ke jurang Sungai Lematang Pagar Alam.
"Sopir membawa busnya mengebut. Saat itu saya belum tidur, masih mengobrol sama cucu saya. Tiba-tiba saya merasakan bus langsung terjun," ucapnya.
Dia dan puluhan penumpang lainnya mengalami luka-luka. Hasanah langsung berusaha menyelamatkan cucunya, dengan cara memecahkan kaca bus. Mereka berdua hampir terbawa arus sungai yang deras, namun berhasil meraih tali di bus.
Hasanah ingat betul, ketika cucunya berteriak minta tolong, tetapi tidak ada satu orang pun di Tempat Kejadian Perkara (TKP) karena larut malam.
"Cucu saya sempat teriak 'om tolong kami, yang ada di atas tolong kami'. Saya dan beberapa penumpang yang masih sadar, berusaha memecahkan kaca, agar bisa keluar dari bus," ungkapnya.
Penumpang lainnya yang berhasil selamat yaitu Aril Geroti (14). Dia mengalami patah tulang di bagian kanan tangannya. Saat ini, Aril masih dirawat di Ruang Anak RSUD Basemah Pagar Alam Sumsel.
Saat insiden bus terjatuh, Aril sedang tidur di kursinya. Lalu dia terjaga, karena bus menabrak jurang dan berbunyi berisik.
"Saya berhasil keluar dari dalam mobil, setelah menjebol jendela. Lalu saya langsung naik ke bagian atas bus yang terbalik. Ada korban yang meninggal dunia yang saya kenal bernama Ikbar," katanya.
Â
Tidak Ada Firasat
Salah satu korban Bus Sriwijaya yang jatuh ke jurang di Pagar Alam adalah Ali Jaya alias Jojon. Korban merupakan fotografer senior di Bengkulu.
Rolimah, istri korban mengungkapkan, Jojon memang berangkat ke Kota Palembang menaiki Bus Sriwijaya, untuk menghadiri kegiatan di Kota Palembang.
Awalnya, korban mau berangkat bersama Rolimah dan anaknya. Namun Jojon akhirnya hanya membeli satu tiket saja.
"Memang rencana berangkat bertiga, saya tidak tahu akhirnya dia beli tiket sendiri. Suami saya sempat pamit untuk berangkat, tapi dia tidak memberitahu saya naik bus apa dan kapan," ujarnya.
Rolimah mulai curiga saat ketika suaminya tidak pulang ke rumah hingga Senin dini hari sekitar 03.00 WIB. Karena kebiasaan suaminya selalu pulang ke rumah di bawah pukul 00.00 WIB.
Dia pun tidak punya firasat apa pun, namun baru kali ini suaminya tidak pulang hingga dini hari. Rolimah baru mengetahui salah satu korban kecelakaan Bus Sriwijaya adalah suaminya, setelah petugas Jasaraharja mendatangi rumahnya.
Korban sendiri merupakan pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Korem 041/Garuda Emas. Usai pensiun, Jojon masih sering meliput foto di Korem 041/Garuda Emas, Kodim 0407 Kota Bengkulu dan Lanal Bengkulu.
Advertisement