Sukses

Tahun Baru, Yuk Jelajahi 6 Desa Wisata Baru di Garut

Dengan segudang potensi alam yang melimpah, kilau destinasi desa wisata di Garut, semakin berkembang.

Liputan6.com, Garut - Bagi anda yang belum sempat liburan saat perayaan natal dan tahun baru 2020 kali ini. Tak ada salahnya merencanakan liburan ke Garut, yang terkenal memiliki alam eksotis khas pesona Indonesia, di kawasan tatar sunda Jawa Barat.

Pergantian tahun memang diharapkan mendatangkan semangat hidup yang berlipat, Jika awalnya malas, maka tahun baru diharapkan lebih bersemangat, dengan motivasi berlipat untuk meraih kesuksesan.

Kali ini, Liputan6.com sengaja merangkum, destinasi desa wisata baru yang masih perawan yang terbilang mulai naik daun di Garut. Yuk, simak daftarnya.

1. Desa Wisata Sindang Kasih, Cilawu

Berjarak sekitar satu jam dari pusat perkotaan Garut, desa wisata Sindangkasih, di Kecamatan Cilawu ini, memang terbilang baru.

Deretan rumah kayu dan bambu milik warga sekitar, bakal tersaji ketika pertama kali anda menapi kawasan pedesaan itu.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut Budi Gangan Gumilar mengatakan, keberadaan destinasi desa wisata, semakin membuat wisata alam Garut bergairah.

“Di kabupaten Garut itu desa wisata banyak, salah satunya Sindangkasih ini,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Memang tak berlebih, selain terbilang alami, hamparan perkampungan warga nan indah, bakal memberikan kesan eksotis dan alami saat pertama kali anda datang.

Bahkan suasana itu bakal bertambah seru, saat anda memasuki area sungai untuk melaksanakan olahraga ekstrem river tubing.

“Ini keuntungan bagi desa Sindangkasih, silahkan jaga dan pertahankan kelestariannya agar pengunjung betah berlama-lama di sini,” ujar Wakil Bupati Helmi Budiman, saat peresmian beberapa waktu lalu.

 

 

 

 

 

2 dari 6 halaman

2. Desa Wisata Ciburial, Samarang

Jika anda penat dengan susana kota, tak ada salahnya mengunjungi desa wisata ramah nan resik yang satu ini.

Berada di dalam kawasan sumber mata air Ciburial, Kecamatan Samarang yang legendaris, anda bakal mendapatkan ketenangan saat berada di sana.

Sajian teh kewer, minuman khas tradisional masyarakat sekitar, bakal menjadi menu pembuka bagi setiap pengunjung yang datang di kawasan Desa Ekowisata Ciburial.

Suasana bersih, asri nan sejuk khas perkampungan, dengan hamparan tanaman sayuran hijau, berderet dengan rapi di area lahan pertanian tepat di depan ruang tamu, bakal memanjakan setiap pengunjung yang datang.

“Konsepnya memang mengajak pengunjung kembali ke masa dulu nuansa asri dan alami perkampungan,” ujar Hadian Hendracahya (45), Manager Desa Wisata Ciburial,

Sejak pertama kali dibuka 2010 lalu, desa wisata Ciburial langsung mendapatkan respon positif dari masyarakat luas.

Selain potensi mata airnya yang melimpah, suasana desa yang tenang, memberikan keuntungan bagi pengunjung.

Ada tiga mata air alami lainnya yakni Ciliang, Cigemor, dan satu lagi yang belum bernama, yang menjadi primadona, bagi siapapun yang datang ke sana.

Selain kawasan wisata alam yang ciamik, salah satu daya tarik ekowisata Ciburial seluas tiga hetar itu, adalah menu ragam paket bermain yang cukup menarik untuk dinikmati pengunjung.

Sebut saja kaulinan budak yang menggabungkan potensi lokal dengan kemajuan jaman saat ini.

Ada permainan ciciripit, oray-orayan, perepet jengkol, egran dan lainnya termasuk pertunjukan pencak silat, yang membuat liburan anda di sana menyenangkan.

Sementara khusus bagi kalangan emak-emak, belajar menjadi pengrajin tas lipat, melukis di atas akar wangi hingga belajar membatik dan menjadi petani saucin di lahan pertanian, bisa menjadi tawaran menarik selama berlibur.

Sedangkan kaum adam yang doyan mancing, tiga kolam besar dengan ikan melimpah, siap menjawab kerinduan akan sambaran ikan emas, yang telah disediakan pihak pengelola.

Dengan segudang potensi desa yang dimiliki, akhirnya Desa Wisata Saung Ciburial Desa Sukalaksana, berhasil menyabet Juara 2 pada Lomba Desa Wisata Nusantara 2019.

3 dari 6 halaman

3. Desa Wisata Linggaratu

Berlokasi tidak jauh dari pusat Kota Garut, kawasan wisata alam Batu Bertingkat Linggaratu, mulai diperhatikan pengunjung saat ini.

Kolaburasi wisata alam dan religi, mampu membuat penasaran siapapun pengunjung yang menyenangi petualangan di alam bebas.

Berada di Kampung Babakan Sukasirna, Desa Sindangpalay, Kecamatan Karangpawitan, deretan batu besar berusia belasan abad, terlihat cantik berpadu dengan asrinya alam hutan Linggaratu.

Berjarak sekitar 8 kilometer dari pusat Kecamatan Karangpawitan, atau sekitar 21 kilometer dari pusat kota Garut, keberadaan Desa Wisata batu bertingkat Linggaratu memang mudah dikunjungi.

Suasana alam sekitar yang masih asri, menyimpan sejumlah potensi wisata untuk dinikmati. Tak mengherankan, banyak peziarah yang jatuh hati pada kawasan wisata Desa Linggaratu tersebut.

Menurut cerita warga sekitar, keberadaan batu bertingkat Linggaratu tidak lepas dari sosok Prabu Kingking, penyebar agama Islam pertama di Garut sekitar 13 abad yang lalu.

Konon Prabu Kingking memiliki ilmu yang mampu mengangkat batu hingga bertingkat.

Camat Karangpawitan, Rena Sudrajat mengatakan, destinasi wisata itu punya potensi untuk berkembang, apalagi lokasinya berada di hutan yang masih alami. 

“Tinggal dukungan dari masyarakat sekitar,” ujarnya.

Rena mengatakan, meski saat ini jumlah kunjungan wisatawan masih didominasi wisatawan lokal, namun tercatat ada beberapa wisman yang datang ke lokasi wisata itu.

Dalam catatan Asosiasi Usaha Daya Tarik Wisata (AUDTW) Garut, kawasan wisata Linggaratu, menyimpang segudang potensi untuk dikembangkan.

Sebut saja camping ground, termasuk kehadiran goa Linggaratu, dengan segudang misteri yang menyertai.

4 dari 6 halaman

4. Desa Wisata Cangkuang, Leles

Berada di kawasan cagar budaya Candi Cangkuang, Leles. Desa Wisata Leles mampu menghadirkan nuasana wisata berbeda.

Berlatarkan rumah lawas semi permanen yang dibuat dari kayu dan bambu khas masyarakat Kampung Pulo, suasana di sana menawarkan keteduhan.

Berdiri sejak lama, keragaman dan keindahan yang berada di sana, mampu memikat pemerintah pusat, untuk menjadikan kawasan desa Wisata Cangkuang, sebagai destinasi baru wisata digital di Indonesia.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyatakan, kehadiran kawasan wisata yang ikonik, mampu menjadi daya tarik bagi daerah untuk memikat pengunjung.

Selain view alam yang indah, keberadaan fasilitas lain yang lebih segar, diharapkan mampu menggat kalangan milenial untuk datang.

“Yang muda itu butuh pengakuan, 50 persen traveler saat ini berasal dari generasi milenial," ujar dia dalam pembukaan Pasar Wisata Digital saat itu.

Dalam ragam kegiatan, generasi muda selalu mengunakan fasilitas sosial media untuk menyampaikan setiap pesan yang mereka buat.

"Sekarang anak muda yang pakai sosmed baik IG, FB, dan lainnya hampir 70 persen," kata dia.

Kondisi itulah yang menjadi perhatian pemerintah, hingga akhirnya menggenjot publikasi pasar wisata digital, untuk meraih pasar kalangan milenial.

Dengan semakin banyaknya pasar wisata digital seperti Cangkunag, diharapkan potensi wisata alam Garut yang dikenal sebagai kawasan konservasi di Jawa Barat ini, bisa menjadi maju.

5 dari 6 halaman

5. Desa Wisata Bagendit, Bagendit.

Berada nyaris di dekat perkotaan Garut, kawasan desa wisata Bagendit yang berada di sekitar Situ Bagendit, Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, memang cukup asri.

Selain pemandangan alam yang indah, hamparan luas danau seluas hamper 125 hektar tersebut, mampu menyejukan mata siapa pun yang berkunjung ke sana.

Saat ini aktivitas wisata di kawasan Situ Bagendit, masih didominasi mengelilingi danau dengan menggunakan perahu atau rakit, termasuk sepeda air menggunakan fasilitas yang disediakan masyarakat sekitar.

Saat ini, potensi alam yang melimpah itu, belum dibarengi kelengkapan sejumlah fasilitas penunjang, sehingga rencana revitalisasi desa Bagendit, menjadi destinasi nomor wahid di Garut, segera ditunggu masyarakat.

6 dari 6 halaman

6. Desa Wisata Samida, Selaawi

Berada di Desa Wisata Samida, Kecamatan Selaawi, destinasi wisata yang satu ini menjual keunikan masyarakatnya yang menggantungkan hidup dari potensi alam yang melimpah berupa bambu.

Awi atau bambu dalam dialek Indonesia, adalah potensi terbesar masyarakat Selaawi saat ini.

Sejak diresmikan menjadi destinasi desa wisata Samida mulai 2017 lalu, keberadaan desa ini terus menunjukan perubahan signifikan.

Ragam peket wisata desa edukasi Desa Wisata Samida mulai dinikmati pengunjung. Salah satunya peket kegiatan satu hari berlibur di desa Samida.

Selama di sana, pengunjung bisa mempelajari kehidupan warga desa sekitar yang kaya makna, mulai seni tradisional, menanam padi, ngagogo atau menangkap ikap dengan tangan.

Bahkan kreativitas warga sekitar serta potensi desa mulai kuliner, kerajinan bambu dan seni budaya dengan peralatan seluruhnya terbuat dari bambu.

Sebut saja seni budaya Cigawiran termasuk Terbang Sajak, bahkan alat musik centrung yang terbuat dari bahan dasar bambu, kilaunya terus bersinar seiring banyaknya even kegiatan, yang ditampilkan dari kesenian daerah sekitar.

Dengan segudang potensinya, paket wisata edukasi Desa Wisata Samida, bisa menjadi alternatif liburan anda, terutama bagi kalangan remaja milenial yang membutuhkan pengetahuan latar seni budaya masyarakat desa.