Sukses

Duka di Lebak, 8 Orang Hilang dan Ribuan Rumah Terendam Banjir

Diduga ada delapan warga yang hilang dalam banjir dan longsor di Lebak ini. Korban hilang diduga hanyut atau terkubur material longsor

Liputan6.com, Lebak - Ribuan keluarga menjadi korban banjir dan longsor di Kabupaten Lebak, Banten. Data kepolisian, delapan orang hilang dalam tragedi ini.

Lokasi bencana terparah berada di Kecamatan Lebak Gedong, lantaran sumber banjir bah berada di perkampungan yang masuk ke dalam kawasan Gunung Halimun Salak ini.

"Kurang lebih total hampir dua ribu KK yang kita tampung di balai desa dan lapangan futsal. Kami sudah mempersiapkan logistik di setiap titik bencana, bekerjasama dengan desa," kata Kapolres Lebak, AKBP Andre Firman, Rabu (01/01/2020).

Menurut Kapolres, dari informasi yang diperolehnya, ada delapan warga yang hilang dalam banjir dan longsor di Lebak ini. Korban hilang diduga hanyut atau terkubur material longsor. Namun, dia bilang pihak kepolisian masih mendalami informasi warga tersebut.

"Untuk orang hilang, ada dua orang diperkirakan hanyut, kemudian ada enam orang diperkirakan tertimbun tanah. Berdasarkan informasi dari masyarakat dan desa, masih kita dalami," dia mengungkapkan.

Andre menerangkan, dalam perjalanan menuju Markas Polsek Cipanas, Lebak, ia melihat banyak wilayah yang terisolasi akibat banjir dan longsor di Lebak. Sebab, banyak jalan yang tertimbun longsor.

“Sekitar ada enam titik tanah yang bercampur air, karena (jika dilalui) bisa tenggelam dalam tanah. Terparah itu di Lebak Gedong, karena air berasal dari sana," ucapnya.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Detik-Detik Banjir Menerjang Cipanas Lebak

Terkait pengungsi, kini mereka mengungsi di lapangan futsal dan balai desa. Kepolisian bersama Basarnas, BPBD, TNI dan pemerintah daerah telah mendirikan beberapa dapur umum di lokasi bencana banjir dan longsor Lebak.

Seorang korban banjir, Sunjaya, warga Desa Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten, mengaku mendengar suara gemuruh yang kencang.

"Jadi pas saya abis ngambil ikan, ngeliat air udah tinggi. Ada suara gemuruh kencang. Beruntung ada delapan keluarga saya selamat semua," kata Sunjaya, ditemui di sisa reruntuhan rumahnya, Rabu (01/01/2020).

Banjir bandang terjadi dua kali. Air pertama menerjang permukimannya sekitar pukul 07.00 WIB. Banjir kedua, terjadi pada pukul 10.00 WIB.

"Yang pertama enggak terlalu besar, yang kedua itu yang besar," dia menerangkan.

Akibat banjir bandang ini, tak ada barang yang bisa diselamatkan. Sebab, usai mengambil ikan, dia bergegas memberitahu keluarga dan tetangganya untuk menyelamatkan diri. Alhasil, saat mencari selamat, dia tak mengenakan baju.

"Enggak ada yang bisa diselamatkan. Ini juga baju dapet dari tetangga," dia menuturkan.

Yayan, tetangga Sunjaya, mengatakan setidaknya ada sembilan rumah hanyut terbawa derasnya banjir bandang dari Sungai Ciberang, yang biasa digunakan untuk olahraga arung jeram. Di sekitar permukimannya ada tujuh rumah hanyut.

“Di seberang sungai sama dua rumah. Warga pada kaget pas air dateng," kata Yayan, ditemui di pinggir jembatan yang ikut hanyut, di Desa Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten.