Liputan6.com, Batam - Jelang terjadinya gerhana bulan penumbra pada 11 Januari 2020, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam mengimbau warga untuk waspada, terlebih mereka yang tinggil di sekitar pantai.
Kepala Seksi Data dan Informasi (Datin) BMKG Hang Nadim Batam Suratman mengungkapkan, gerhana penumbra akan membawa beberapa dampak, antara lain air laut pasang dan gelombang laut ekstrem.
"Akan terjadi pasang air laut, karena gaya gravitasi bulan yang semakin kuat. Pasangnya air laut ini tidak selalu sama intensitas dan lama waktunya di tiap daerah," ungkap Suratman, Jumat (10/1/2020).
Advertisement
Suratman juga mengatakan, gerhana penumbra akan menyebabkan penurunan suhu udara. Namun prosestase penurunan suhu udara karena gerhana bulan ini tidak terlalu signifikan seperti yang disebabkan gerhana matahari.
Namun dirinya menghimbau, bagi pengelola jasa transportasi laut dan masyarakat yang beraktivitas di laut, untuk lebih waspada terhadap gelombang tinggi di wilayah perairan Natuna, Anambas dan Bintan, serta angin kencang di seluruh wilayah Kepulauan Riau, akan momen gerhana bulan penumbra terjadi.
Berdasar laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ada tiga fase gerhana bulan penumbra yang terjadi nanti.
Gerhana bulan tersebut dapat dilihat mulai pukul 00.05 WIB dan berada pada puncaknya pada pukul 02.10 WIB. Sementara gerhana bulan ini akan berakhir pada 04.14 WIB.
"Dapat diketahui bahwa durasi gerhana dari mulai hingga berakhir adalah 4 jam 08,7 menit," tulis BMKG dalam situs resminya.
Seluruh proses gerhana bulan penumbra dapat dilihat di Asia, Eropa, sebagian besar Afrika bagian Timur, sebagian kecil Australia bagian Barat, dan Samudera Hindia.