Sukses

Sempat Menghebohkan, Jejak Diduga Harimau Sumatra Ternyata Milik Tapir

Jejak satwa liar di Kabupaten Bengkalis sempat menghebohkan masyarakat karena disebut-sebut milik harimau sumatra, setelah dicek ternyata itu jejak tapir.

Liputan6.com, Pekanbaru - Tapak atau jejak satwa liar di Riau kembali membuat heboh. Balai Besar Kondervasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) kembali turun ke lokasi temuan jejak yang disebut-sebut ditinggalkan harimau sumatra itu.

Awalnya, temuan jejak diduga milik harimau sumatra itu disebarkan soerang netizen melalui Facebook. Sejak 2 Januari 2019, video itu sudah ditonton belasan ribu dan mendapat ratusan komentar.

Menurut Kepala Bidang II BBKSDA Riau Heru Sutmantoro, temuan jejak itu ada di jalan tanah PT Darmali, Keluarahan Balai Makam Kecamatan Bathin Solapan, Bengkalis. Petugas sudah sampai ke lokasi dan menganalisa jejak yang ditemukan.

"Hasilnya, itu bukan jejak harimau, tapi tapir," kata Heru di Pekanbaru, Jum'at siang, 10 Januari 2020.

Menurut Heru, jejak yang ditemukan di lokasi sudah banyak tersapu kendaraan ataupun cuaca. Sebagiannya sudah kabur dan hanya beberapa saja yang masih utuh.

BBKSDA sudah berkoordinasi dengan perusahaan tersebut terkait temuan jejak itu. Pihak perusahaan mengaku tidak tahu ada video viral yang diambil di wilayah kerjanya.

"Perusahaan menyebut di wilayah kerjanya memang sering terlihat tapir, harimau sumatra tidak pernah," sebut Heru.

Atas kejadian ini, masyarakat diminta tidak perlu khawatir. Warganet juga diharap jangan terlalu cepat menyebarkan video yang belum jelas duduk perkaranya.

"Lebih baik informasikan ke kami dulu, biar dicek ke lokasi dan tidak menimbulkan keresahan," sebut Heru.

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Tapir Sering Berkeliaran

Heru menjelaskan, lokasi jejak tapir itu berjarak sekitar 12 kilometer dari Suaka Margasatwa Balai Raja. Kawasan itu masih dihuni satwa liar dilindungi.

Tak jarang, satwa liar di sana, baik itu gajah ataupun tapir keluar mencari makan. Tanaman di sekitar kebun selalu menjadi incaran untuk dikonsumsi.

"Lokasinya itu jauh dari pemukiman karena biasanya satwa liar menghindari keramaian," sebut Heru.

BBKSDA Riau belum bisa memastikan berapa ekor tapir yang menghuni suaka margasatwa tersebut. Begitu juga dengan tapir yang meninggalkan jejak di kebun milik perusahaan tersebut.

"Biasanya yang dilihat satu ekor, sering mondar-mandir di sana," kata Heru.

Sebagai informasi, jejak harimau sumatra dan jejak tapir hampir sama. Begitu juga jejak harimau dengan harimau. Hanya saja, ukurannya berbeda-beda, di mana tapir lebih besar.

"Kalau anjing lebih kecil dan runcing di bagian depan. Marilah cermat sebelum menyebarkan sesuatu," imbuh Heru.