Liputan6.com, Mempawah - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap tujuh kapal nelayan asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia pada periode Oktober - Desember 2019.
Tujuh kapal ikan asing itu terdiri dari satu kapal berbendera Malaysia, tiga kapal berbendera Filipina dan tiga kapal berbendera Vietnam. Jumlah ini mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama yaitu antara Oktober-Desember yang hanya menangkap tiga kapal ikan asing ilegal.
Advertisement
Baca Juga
Penangkapan pertama di Bitung, lalu Selat Malaka. Ini semua terjadi karena kerja sama di lapangan dengan masyarakat yang spontan memberikan masukan.
"Lewat mana saja tidak masalah, di medsos dulu lalu diberitakan juga tidak apa-apa," kata Menteri Edhy, dalam keterangan resmi yang diterima di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (9/1/2020).
Kapal-kapal asing hasil tangkapan yang sudah memiliki ketetapan hukum rencananya akan diberikan kepada nelayan serta dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.
"Kapal ini akan diserahkan ke Kejaksaan. Karena banyak sekali kampus-kampus ini punya jurusan perikanan, kenapa nggak saya serahkan ke sana. Atau misalnya nanti kita serahkan ke koperasi nelayan. Kan bisa," ujar Menteri Edhy.
Menteri KKP Edhy Prabowo memastikan kapal-kapal hasil tangkapan itu akan diberikan kepada pihak-pihak yang tepat. Pengawasan akan terus dilakukan untuk memastikan pemberian kapal tepat sasaran dan dikelola dengan benar.
"Bahwa ada kekhawatiran, ya, saya juga pasti ada kekhawatiran itu. Dan kita kawal terus. Kalau enggak mampu (mengelola kapal nelayan asing sitaan), kita tarik lagi," ujar Menteri Edhy.
Simak video pilihan berikut ini:
Pembenihan Udang Vaname di Kalbar
Dalam kunjungannya ke Kalimantan Barat, Edhy meninjau proses budidaya dan memanen udang Vaname di Kuala Secapah, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kunjungan kerja menteri di Kalimantan Barat.
Edhy juga ikut menebar jala untuk memanen udang bersama para pembudidaya. lantas ia mencoba menikmati langsung udang Vaname tanpa dimasak. Ketika baru saja diangkat dari tambak, Edhy langsung membelah udang menjadi dua bagian dan memakan isi udang segar tersebut.
Dari para nelayan dan pembudidaya Edhy menerima berbagai aspirasi dan masukan. Di antaranya terkait benih udang Vaname yang saat ini masih didatangkan dari Sukabumi.
Edhy mengatakan ke depan benih harus bisa diproduksi di Kalbar. Apalagi Kalbar memiliki potensi sangat besar dan luas wilayah 1,5 dari pulau Jawa.
"Untuk lokasi menghasilkan benih udang ini terserah di mana akan dibangun, baik Mempawah maupun lainnya kita dari KKP siap mendukung," kata dia.
Perihal persoalan solar yang dialami nelayan, Edhy meminta Pemerintah Provinsi Kalbar mendata berapa kebutuhan dan sebarannya. Dia berharap persoalan ini tidak lagi menjadi masalah pada masa mendatang.
"Bahkan kita juga siap bantu bangun cold storage. Namun kita data nelayan dan potensinya, jangan sampai kosong cold storage. Listrik juga harus tersedia," ujarnya.
Program pengembangan industri perikanan harus terkoordinasi dengan baik mulai pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten. Dia juga mengatakan produktivitas budidaya yang ada saat ini harus ditingkatkan lagi dengan teknologi.
"Pengembangan budidaya perikanan darat dan nelayan tangkap tentu kita maksimalkan. Melalui APBN sebagai stimulus juga harus didukung serta sinergis dengan berbagai pihak," ujar Menteri Edhy.
Advertisement