Sukses

Siap-Siap Ketagihan Bastadom, Baso Tahu Isi Daging Domba Garut Ramuan Mang Ilen

Bertahan sejak 1980, citarasa Bastadom, baso tahu berbahan daging domba, membuat jajanan kuliner khas Garut, Jawa Barat lebih kaya rasa.

Liputan6.com, Garut - Sekilas tampilan tongkrongan warung siomay ini jauh dari meyakinkan, namun jangan salah, warung mobil siomay Mang Ilen yang berada di jalan Cimanuk, Garut, Jawa Barat ini, cukup terkenal sebagai kuliner enak nan lezat di kota Intan.

Dirintis sejak tahun 1980-an silam oleh mediang Rukman, alias mang Ilen, biasa dipanggil para pelanggannya, mampu menghasilkan baso siomay lezat. Konon Mang Ilen ini, salah satu saka guru para tukang siomay saat ini di kota Garut, hingga mempelopori munculnya para tukang jualan siomay selanjutnya.

Kini di tangan Agus Ruhiat (44), generasi kedua siomay legendaris Mang Ilen, pamor siomay Ilen semakin mengkilap, seiring dengan racikan lezatnya menghasilkan Bastadom, baso tahu isi berbahan daging domba.

Kehadiran bastadom diharapkan memberikan alternatif jajanan yang lezat bagi pelanggan. Apalagi selama ini citarasa bahan dasar siomay lebih banyak didominasi rasa ikan Tengiri dan jenis ikan lainnya.

Maka, kehadiran menu daging domba sebagai hewan kebanggaan masyarakat Garut dalam adonan bastadom, bisa menjadi pilihan menarik makanan lezat, terutama saat disajikan dalam keadaan hangat.

"Tapi kami juga tetap menghadirkan rasa ikan tenggiri, terutama bagi pelanggan yang tidak suka dengan daging domba," ujar dia dalam obrolan hangatnya dengan Liputan6.com, Sabtu (11/1/2020).

Menggunakan tempat jualan dari mobil bekas jadul berpolet merah, tak menyurutkan minat pengunjung untuk membeli kuliner siomay legendaris di Garut tersebut.

"Beberapa tokoh nasional dan artis pun sudah pernah menikmati di sini," kata Agus, yang kini populer dengan panggilan Agus Ilen.

Sebut saja Mayor Jenderal Adang Ruhyana, Dicky Chandra, Bupati Garut Rudy Gunawan, dan Wakilnya Helmi Budiman, serta banyak lagi tokoh lainnya, yang pernah mencicipi gurihnya bastadom mang Ilen ini.

"Rasanya enak gak berubah sejak dulu, teksturnya lembut," ujar Rida (19), salah satu pembeli remaja, tak sungkan memuji kualitas bastadom mang Ilen.

Sebagai pelanggan setia Mang llen, ia mengaku setiap memasuki perkotaan kabupaten Garut, kerap menyempatkan diri membeli siomay Mang Ilen.

Apalagi menu baru bastadom mampu memberikan nuansa berbeda. "Sama saja enaknya, gak terasa amis juga meskipun bahan daging domba," kata dia.

2 dari 3 halaman

Saatnya Jajanan Lokal Eksis

Bayu Sukma Pujanegara, (33), pelanggan setia lainnya mengatakan, meskipun saat ini sudah tercatat sebagai warga Ibu Kota Jakarta, namun saat ke Garut ia mengaku jarang melewatkan kuliner bastadom Mang Ilen.

"Legend banget, kangen rasanya yang tetap enak, bumbunya termasuk siomaynya," kata dia.

Sebagai penyokong destinasi wisata, keberadaan kuliner yang enak seperti bastadom mang Ilen, harus mendapatkan dukungan semua pihak, termasuk gencarnya sosialisasi.

"Kalau wisatanya mau hidup ya kuliner harus mendukung, mang Ilen ini bisa menjadi salah satu rujukan makanan enak," kata dia.

Memiliki bumbu kacang yang lembut, tekstur lembut adonan baso tahu, siomay, telur, kentang, menjadi pilihan tepat bagi pembeli. "Sangat disayangkan kalau ke Garut tanpa nyoba bastadom," kata dia.

Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu mengatakan sebagai kuliner khas warisan yang telah bertahan lama, keberadaan Bastadom Mang Ilen beserta kuliner lainya harus mendapatkan dukungan pemerintah, agar mampu bertahan dan eksis dalam memajukan potensi wisata daerah.

“Semakin banyak ikon daerah yang tergali, semakin bagus dalam pengembangan potensi wisata suatu daerah,” ucapnya.

Meski begitu, ia pun tak sungkan memberi masukan agar tampilan bastadom Mang Ilen, jauh lebih elegan dengan kemasan yang menarik.

"Jangan pakai plastik gitu, kan bisa saja pakai kemasan yang lebih menjual," katanya.

Agus Ilen mengakui, salah satu pekerjaan rumah yang tengah digarap dirinya yakni menyiapkan kemasan yang ciamik, sehingga menjadi ciri khas Bastadom.

"Terima kasih atas masukannya, memang kemasan ini harus disiapkan betul," ujarnya dengan senyum ramahnya.  

3 dari 3 halaman

Tradisi Makan Gratis Nama Agus

Memiliki banyak pelanggan setia, tidak serta merta menjadikan Agus Ilen jumawa dan pelit berbagi. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, khusus bulan Agustus, ia sengaja menggratiskan makan siomay sepuasnya, bagi mereka yang memiliki nama Agus.

"Tinggal perlihatkan KTP asal nama Agus silahkan makan," kata dia.

Menurutnya, kegiatan itu sebagai bentuk kebanggaan atas kemerdekaan bangsa Indonesia. "Ini juga sekaligus pesan bapak agar tidak pelit untuk berbagi sesama," ujar Agus.

Pernah merasakan tempaan hidup sebagai masyarakat bawah, apa yang diperolehnya selama ini merupakan anugerah besar yang diberikan Tuhan.

"Kenapa saya bageur (dermawan), sebab pernah merasakan lapar itu bagaimana," ujar dia mengenang salah satu episode hidupnya.

Selama bulan kemerdekaan RI berlangsung, seluruh nama Agus bisa dengan mudah mendapatkan makan siomay mang Ilen dengan gratis.

"Asal makan di sini tidak bisa dibawa atau dibungkus buat di rumah," kata dia dengan tersenyum lebar.

Namun bukan kerugian yang ia peroleh, justru sebaliknya pelanggan yang datang, semakin melimpah untuk menikmati citarasa bastadom khas mang Ilen.

"Rahasia berkah itu, semakin banyak memberi, maka semakan banyak menerima," dia berpesan.

Agus menyatakan, pola berbagi dengan sesama bukan perkara baru bagi dirinya, bahkan rata-rata para penjual siomay yang berkembang saat ini, merupakan siswa didik mendiang ayahnya sejak lama.

"Buat bapak saya, membagikan ilmu tidak lah rugi, mungkin sudah tidak terhitung lagi berapa muridnya yang sukses membuka usaha siomay," ujar dia.

Nah, bagi anda yang tengah menikmati liburan di kota Garut, tidak ada salahnya mencicipi kuliner bastadom Mang Ilen. Selain rasa daging dombanya yang enak, tekstur siomay yang lembut, harganya pun terbilang murah, hanya Rp10 ribu per porsi. Dijamin, Anda puas.

Simak video pilihan berikut ini: