Liputan6.com, Makassar - Banjir yang merendam tiga Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan (Sulsel) masing-masing Kabupaten Barru, Pinrang dan Soppeng kini dikabarkan sudah surut.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barru, Ivan mengatakan sebelumnya ada tiga Kecamatan di Kabupaten Barru yang terendam banjir yakni Kecamatan Mallusetasi, Kecamatan Balusu, dan Kecamatan Soppeng Riaja.
"Semuanya sudah surut," kata Ivan via pesan singkat, Senin (13/1/2020).
Advertisement
Kondisi yang sama juga diungkapkan oleh Kepala BPBD Kabupaten Pinrang, Andi Matalatta. Ia mengatakan saat ini pihaknya sedang mendata secara detail dampak bencana yang terjadi secara keseluruhan di Kabupaten Pinrang.
Baca Juga
Di mana sebelumnya diketahui ada ribuan hektare sawah dan ratusan pemukiman warga terendam banjir akibat hujan dengan intensitas yang sangat tinggi mengguyur Kabupaten Pinrang terhitung sejak Jumat 10 Januari- Minggu 12 Januari 2020.
"Wilayah yang terendam banjir itu tercatat ada di Kecamatan Cempa, Kecamatan Mattiro Bulu, Kecamatan Watang Sawitto, Kecamatan Patampanua, Kecamatan Paleteang, Kecamatan Duampanua, Kecamatan Suppa, Kecamatan Tiroang dan Kecamatan Mattiro Sompe," ungkap Andi.
Ribuan hektare area persawahan milik warga yang terendam banjir, kata dia, masing-masing di dua desa yang ada di Kecamatan Cempa yakni Desa Matunrutunrue ±75 hektare dan Desa Tanratuo ±164 hektare.
Selanjutnya di Kecamatan Mattiro Bulu tepatnya Kelurahan Manarang terdapat ±100 hektare sawah terendam banjir.
Demikian juga di Kecamatan Watang Sawitto. Di mana area sawah yang terendam banjir yakni di Kelurahan Siparappe ±500 hektare, Kelurahan Sipatokkong ±105 hektare, Kelurahan Salo ±52 hektare, Kelurahan Bentenge ±35 hektare, dan Kelurahan Maccorawalie ±5 hektare.
Sementara di Kecamatan Patampanua, tercatat area sawah yang terendam banjir hanya di satu desa yakni Desa Mattiro Ade ±120 hektare.
Untuk Kecamatan Paleteang, area sawah yang terendam banjir detailnya pada Kelurahan Mamminasae ±15 hektare, Kelurahan Laleng Bata ±5 hektare, Kelurahan Benteng Sawitto ±4 hektare, Kelurahan Temmasarangnge ±3 hektare, dan Kelurahan Maccinnae ±1 hektare.
Di Kecamatan Tiroang, area sawah yang terendam banjir tepatnya di Kelurahan Marawi ±410 hektare, Kelurahan Mattiro Deceng ±60 hektare, Kelurahan Tiroang ±62,5 hektare, Kelurahan Pammase ±734 hektare, dan Kelurahan Pakkie ±45 hektare.
Kemudian lokasi lainnya di Kecamatan Duampanua. Sawah milik warga Kelurahan Tatae terdapat 220 hektare dan lahan lainnya yang diketahui luas tanamnya ±870 hektare.
Terakhir, di Kecamatan Mattiro Sompe, tercatat sawah milik warga yang terendam banjir berada di Desa Siwolong Polong dengan luas ±165 hektare, Desa Matongang-Tongang ±140 hektare, Desa Samaenre ±115 hektare, Desa Patobong ±95 hektare, Desa Massulowalie ±15 hektare, Desa Langnga ±15 hektare, dan Desa Mattirotasi ±45 hektare.
"Seluruh total sawah yang terdampak banjir tercatat ±3.205,5 hektare," jelas Andi.
Untuk kerusakan rumah warga yang tercatat, kata Andi, tercatat ada 206 unit rumah. Di Kecamatan Dumpanua tepatnya Kelurahan Data diketahui ada 25 rumah yang terendam akibat abrasi pantai. Kemudian Perumahan LVRI di Kecamatan Suppa terendam banjir dengan ketinggian air ±75 cm.
"Warga Perumahan LVRI yang terisolir banjir total ada 40 Kepala Keluarga (KK)," tutur Andi.
Sementara rumah yang terendam di Kecamatan Mattiro Sompe tepatnya di Desa Mattombong terdapat 27 unit rumah, Desa Massulowalie ada 51 unit rumah dan Desa Matongang-Tongang ada 63 rumah.
"Total rumah warga yang terendam banjir ada 206 rumah," terang Andi.
Ratusan Rumah Terendam
Demikian juga disampaikan oleh Kepala BPBD Kabupaten Soppeng, Syahrani. Ia mengatakan banjir yang sempat merendam sejumlah kecamatan di Kabupaten Soppeng juga perlahan sudah surut.
Dimana sebelumnya, kata dia, banjir telah merendam dua kecamatan. Masing masing 5 desa di Kecamatan Donri-Donri dan 6 desa di Kecamatan Marioriawa.
"Hujan deras yang mengguyur seluruh Kota soppeng mengakibatkan Sungai Leworeng, Sungai Paddangeng, Sungai Madining dan Sungai Batu-Batu meluap sehingga nenimbulkan banjir dan merendam dua kecamatan yang dimaksud," ungkap Syahrani.
Tak hanya merendam pemukiman warga, bencana banjir yang terjadi juga tercatat menelan korban jiwa. Dari total 6 orang korban, 1 orang diantaranya bernama Sinar Umur (65) warga Dusun Sumpang Ala, Kelurahan Kaca, Kecamatan Marioriawa ditemukan meninggal dunia setelah terpeleset dari tangga dan hanyut terbawa arus.
Tak hanya itu, sejumlah fasilitas infrastruktur di Kabupaten Soppeng juga turut berdampak. Dimana akses jalan yang menghubungkan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Sidrap terputus dan terhambat akibat derasnya arus air banjir. Penerangan listrik warga pun sempat dimatikan sementara.
"Kerugian material masih dalam pendalaman. Tim saat ini fokus menormalisasi jalan poros Soppeng-Sidrap yang sempat putus tersebut sembari mengkaji cepat dampak bencana dan rencana penanganan kebutuhan dasar untuk selanjutnya berkoordinasi dengan instansi terkait," Syahrani menandaskan.
Untuk Kabupaten Sidrap, saat ini banjir juga dikabarkan telah surut. Menurut Kepala BPBD Sidrap, Siara Barang, pihaknya sementara fokus melakukan pendataan untuk langkah pembenahan terhadap beberapa kecamatan yang berdampak banjir kemarin.
"Banjir sudah mulai surut dan tim sementara pendataan mendalam seluruh dampak banjir kemarin," kata Siara.
Dari data sementara yang tercatat hingga Minggu 12 Januari 2020, terdapat 460 unit rumah warga yang terendam banjir, 2 bangunan kantor pemerintahan, 3 Sekolah dan 1 fasilitas kesehatan.
"Ratusan rumah dan bangunan lainnya yang berdampak banjir tersebut terletak di Lingkungan 2 Maroangin, Kelurahan Bilokka, Kecamatan Panca Lautang," ujar Siara.
Sementara di Kecamatan Watang Pulu terdapat 4 Sekolah yang tercatat terendam banjir yang diakibatkan dari hujan deras yang secara terus menerus mengguyur kabupaten Sidrap selama 3 hari.
"Ada juga beberapa sawah warga dan jalan poros kabupaten terendam. Tapi kondisi saat ini sudah perlahan stabil karena air sudah surut," Siara menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement