Liputan6.com, Pekanbaru - Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Efendi mencopot Inspektur Dua Hindro Renhard Panjaitan dari jabatannya sebagai Kapolsek Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Perwira pertama ini dinilai tak tanggap menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerahnya.
Setiap tahunnya, daerah itu sering berlangganan dengan kebakaran lahan. Hindro yang dipercaya untuk memimpin polisi lainnya mencegah kebakaran tak berbuat apa-apa sehingga membuat Irjen Agung berang.
Advertisement
Baca Juga
Agung dikonfirmasi membenarkan kelalaian Hindro mengatasi karhutla. Diapun 'diparkiran' ke Polres Pelalawan dan sudah ada pengganti yang dinilai lebih layak.
"Iya betul (dicopot), tour of duty hal yang selalu dilakukan untuk menjamin performance organisasi selalu prima mencapai target. Kita terus lakukan penguatan organisasi di semua lini Polres guna menjamin kesiapsiagaan (mencegah karhutla)," kata Agung di Pekanbaru.
Pria yang menjabat Kapolda Riau pada Oktober tahun lalu ini memang sering memperingatkan anggotanya agar mampu mendeteksi secara dini kebakaran lahan. Sosialisasi dan edukasi ke masyarakat sering dilakukannya.
Agung juga menyiapkan sistem deteksi dini karhutla yang dikenal dengan Dashboard Lancang Kuning. Sistem ini memadukan sumber daya manusia, teknologi dan pendanaan memadai agar titik panas bisa cepat diatasi.
Aplikasi ini juga mampu memantau petugas terdekat dari titik panas. Dengan demikian, pasukan cepat dikerahkan ke sumber api sehingga tidak menyebar ke lokasi lainnya.
Terpisah, Kapolres Pelalawan Ajun Komisaris Besar Muhammad Hasyim Rishahondua menjelaskan, Hindro diganti Inspektur Dua Dimas yang sebelumnya bertugas di Satuan Lalu Lintas.
Hasyim menjelaskan, pencopotan Hindro merupakan bukti keseriusan Polda Riau mengantisipasi dan menanggulangi karhutla agar tidak menimbulkan asap.
Hasyim juga menyatakan, seluruh jajaran Polda Riau hinga ke Polres dan Polsek berkomitmen mewujudkan zero karhutla dan zero asap tahun 2020.
"Jika tak serius memang konsekuensinya ya dicopot. Itu bukti keseriusan bapak Kapolda," tambah Hasym.
Tak hanya punishment, Hasyim menyebut juga akan ada reward bagi personel yang mampu mengantisipasi karhutla dengan baik. Reward ini berjenjang dan berdasarkan intensitas turun ke lokasi serta kelengkapan pelaporan kondisi di lapangan.
"Semuanya kelihatan dari laporan yang disampaikan ke Polda langsung," sebut Hasyim.