Sukses

Mengenal Yap Tjwan Bing, Wakil Tionghoa Saat Menyiapkan Kemerdekaan

Yap Tjwan Bing merupakan tokoh keturunan Tionghoa asal Solo yang ikut menjadi anggota BPUPKI dan PPKI. Untuk mengenang perjuangannya, nama Yap Tjwan Bing diabadikan menjadi nama jalan di Solo

Liputan6.com, Solo Yap Tjwan Bing merupakan tokoh Tionghoa asal Solo yang terpilih menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili keturunan Tionghoa. Atas jasa perjuangannya dalam kemerdekaan itu, kini nama tokoh tersebut diabadikan menjadi nama jalan di Kampung Jagalan, Jebres, Solo.

Papan penunjuk nama berwarna hijau itu berdiri tegak di ujung jalan yang menghubungkan antara Jalan Surya dan Jalan Juanda di Kampung Jagalan. Papan itu di bagian atas bertuliskan Jl Drs Yap Tjwan Bing, sedangkan di papan bawahnya bertuliskan keterangan bahwa dulu nama jalannya Jagalan.

Jalan Yap Tjwan Bing memiliki panjang sekitar 350 meter. Di sepanjang jalan itu terdapat bangunan tempat ibadah umat Khonghucu, Lithang Gerbang Kebajikan. Bangunan itu menyatu dengan komplek sekolah Yayasan Tri Pusaka yang juga dikenal memiiki kesenian tradisional liong dan barongsai Tri Pusaka.

Nama jalan tersebut resmi berganti nama menjadi jalan Drs Yap Tjwan Bing pada era kepemimpinan Joko Widodo atau Jokowi saat menjabat Wali Kota Solo. Tepatnya, saat perayaan Imlek Bersama di Solo pada 22 Februari 2008.

Simak video pilihan berikut:

2 dari 3 halaman

Anggota BPUPKI dan PPKI

Tokoh masyakarat keturunan Tionghoa Solo, Sumartono Hadinoto menceritakan bahwa Yap Tjwan Bing merupakan keturunan Tionghoa yang lahir di Solo pada tahun 1910 silam. Ia merupakan sarjana farmasi lulusan dari Universitas Amsterdam dan setelah itu menjadi seorang apoteker di Bandung.

"Yap Tjwan Bing merupakan putra daerah Solo yang tinggal di Slompretan. Slompretan itu deretannya Pasar Klewer Solo," kata dia kepada Liputan6.com, Kamis, 23 Januari 2020.

Menurut Sumartono, Yap Tjwan Bing merupakan salah satu yang ikut menandatangani waktu terbentuknya Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekan Indonesia (BPUPKI). Setelah itu ia diangkat menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

"Beliau merupakan satu-satunya perwakilan Tionghoa di BPUPKI," jelasnya.

Sumartono pun menggambarkan bahwa suasana pada waktu itu belum muncul adanya diskriminasi seperti yang dialami saat pemerintahan Orde Baru. Para keturunan Tionghoa juga ikut berjuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia.

"Pada saat kemerdekaan itu para pemuda Tionghoa itu perjuanganya luar biasa sekali karena mereka itu mendapatkan kesempatan yang sama untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia," ujar Sumartono yang juga Ketua Panitia Imlek Bersama 2020.

3 dari 3 halaman

Nama Jalan

Sumartono menjelaskan setelah mendengar kabar bahwa Yap Tjwan Bing merupakan orang keturunan Tionghoa asal Solo yang ikut menjadi anggota BPUPKI. Kemudian, ia pun langsung mencari informasi terkait kebenerannya jika tokoh itu merupakan orang Solo.

“Saya langsung cek sejarahnya bagaimana dan ternyata memang betul jika beliau merupakan putra daerah Solo yang btul-betul komitmen ikut berjuang pada waktu itu. Beliau juga salah satu yang ikut menandatangani di BPUPKI,” jelasnya.

Setelah itu, informasi tersebut langsung disampaikan kepada pantia Imlek Bersama pada waktu itu untuk mengusulkan nama tokoh tersebut menjadi nama salah satu jalan di Solo. Kemudian, panitia Imlek menghadap kepada Jokowi dan FX Hadi Rudyatmo yang saat itu masih menjadi pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo.

“Kita ingin dan kalau diijinkan bahwa nama Pak Yap bisa diabadikan menjadi nama jalan agar bisa memotivasi masyarakat Solo juga termasuk para generasi muda Tionghoa di Solo,” kata dia.

Awalnya nama Yap Tjwan Bing ingin diabadikan menggantikan nama Jalan Ketandan yang merupakan kawasan pecinan di Solo. Hanya saja keinginan itu tidak bisa dipenuhi lantaran Yap Tjwan Bing dianggap bukan seorang pejuang sehingga namanya tidak bisa untuk diabadikan menjadi nama jalan tersebut.

“Waktu itu nama jalannya masih Jalan Ketandan dan sekarang menjadi Jalan RE Martadinata. Cuma ternyata kalau nama jalan pahlawan nasional harus diganti dengan nama pahlawan nasional pula. Kebetulan pak Yap belum menjadi pahlawan nasional sehingga tidak bisa untuk diabadikan menjadi nama jalan di Ketandan,” ujar Sumartono.

Sebagai gantinya, nama Yap Tjwan Bing diabadikan menjadi nama jalan untuk menggantikan nama Jalan Jagalan yang terletak di Jagalan, Jebres. Panitia Imlek Bersama pun tidak keberatan dengan keputusan itu, meskipun jalan tersebut bukan merupakan jalan utama di pusat kota.

“Kita semua senang dan bangga dengan pemberian nama Jalan Yap Tjwan Bing di Jagalan, Solo. Ini merupakan satu-satunya di Solo nama jalan dengan nama tokoh Tionghoa. Mungkin pada saat itu satu-satunya di Indonesia juga nama jalan dengan nama tokoh Tionghoa,” ucapnya bangga.