Liputan6.com, Mamuju - Sejumlah guru dan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Rangas di Mamuju, Sulawesi Barat, melakukan aksi protes, lantaran sekolahnya dijadikan lokasi uji nyali komunitas pencari makhluk gaib. Protes itu dilakukan setelah pihak sekolah melihat video vlog yang beredar di media sosial.
Mereka pun membuat aksi protes dengan membuat spanduk bertuliskan, "Buat pencari setan lokasi ini tidak ada setan, cari setan di kuburan bukan di sekolah ku".
Baca Juga
"Saya merasa keberatan dan tidak senang sekolah kami khususnya kelas tempat saya mengajar dijadikan lokasi untuk mencari setan. Apa manfaatnya bagi sekolah juga, saya tidak ingin sekolah itu dijadikan ajang untuk mencari sensasi, mencari duit lewat video vlog atau apa, karena sekolah itu bukan tempat hal semacam itu," kata Nasruddin, seorang di SMKN Rangas Mamuju saat ditemui Liputan6.com, Kamis (30/01/20).
Advertisement
Menurut Nasruddin, tidak masuk akal jika ada komunitas yang datang ke sekolah hanya untuk mencari makhluk gaib, kemudian disebarkan ke media sosial dan bisa dilihat siapa saja. Hal ini, katanya, akan merusak citra sekolah sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk menuntut ilmu.
"Ini bisa mempengaruhi mental siswa, mereka akan takut belajar sendiri, berjalan sendiri, karena mereka mengiri disini angker dan banyak setannya. Itu juga akan mengganggu kita sebagai guru," kata Nasruddin.
Nasruddin sangat menyayangkan sikap dari komunitas pencari makhluk gaib itu yang menjadikan sekolah mereka sebagai tempat uji nyali tanpa izin. Namun pihak sekolah juga tidak menampik bahwa sekolah dengan luas empat haktare itu sering terjadi kesurupan massal.
"Karena dua tahun terakhir ini kita aman, sebelum-sebelumnya itu sering kesurupan massal di sini," katanya.
Sementara itu, Abdul Kadir siswa kelas III Jurusan Elekronika di sekolah itu juga mengeluhkan kegiatan komunitas yang menjadikan sekolahnya lokasi uji nyali. Karena menurutnya hal itu hanya akan mengganggu mental mereka yang berpikiran kalau tempat mereka menuntut ilmu itu tenyata angkat dan berhantu.
"Kalau memang mau menguji nyali sekalian saja ke kuburan jangan ke sekolah-sekolah di Mamuju utamanya sekolah kami ini. Mental kami terganggu soalnya kami juga menonton video vlog itu, sehingga kami berpikir bahwa tempat kami belajar ini angker dan banyak setannya ketika kami melakukan aktivitas belajar," kata Kadir.