Liputan6.com, Tolitoli - Pemerintah Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari untuk menangani kondisi usai kebakaran yang menghanguskan ratusan rumah di Kelurahan Sidoarjo.
Penetapan status tanggap darurat diambil setelah digelar rapat antara Pemkab Tolitoli bersama instansi terkait lainnya pada Senin siang, 3 Februari 2020. Kepala BPBD Tolitoli, Nuralam, menyatakan status tersebut ditetapkan agar penanganan pascakebakaran terutama para pengungsi lebih terkoordinasi dan fokus. Selain itu, jumlah pengungsi yang mencapai 1.500 jiwa diakui Nuralam membutuhkan penanganan terpadu.
Advertisement
Baca Juga
"Itu (status tanggap darurat) keputusan bersama supaya pemenuhan kebutuhan pengungsi usai kebakaran bisa terfokus," jelas Nuralam, Senin (3/2/2020) malam.
Nuralam merinci kebutuhan mendesak yang akan segera dipenuhi untuk pengungsi pada masa tanggap darurat adalah penyiapan tenda-tenda darurat, dapur umum, mandi, cuci, kakus (MCK) mobile, serta sejumlah relawan yang tergabung dalam Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) dibantu oleh Anggota Satuan Polisi Pamong Praja yang selalu siap kapan saja untuk memberikan pelayanan.
Untuk mengatasi kebutuhan pangan warga, Dinas Sosial Kabupaten Tolitoli bersama Badan Usaha Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Divre) III Tolitoli akan menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) yang saat ini tersedia di gudang Bulog Tolitoli, sedangkan pangan penunjang lainnya akan disiapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tolitoli.
Sementara itu, pemerintah provinsi Sulawesi Tengah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi akan mengirimkan bantuan untuk korban kebakaran berupa selimut, sarung, matras, masker, peralatan rumah tangga, perlengkapan bayi, peralatan kebersihan dan kebutuhan sandang untuk warga.
"Kami berharap penanganan yang fokus bisa mempercepat pemulihan warga terdampak," imbuh Nuralam.
Berdasarkan data di Sekretariat Daerah Kabupaten Tolitoli, kebakaran yang melanda permukiman penduduk di Kelurahan Sidoarjo pada Minggu malam, 2 Februari 2020, membuat 385 rumah warga ludes sehingga 526 Kepala Keluarga atau lebih dari 1.500 jiwa terpaksa mengungsi.
Simak video pilihan berikut ini: