Sukses

Berpartisipasi Mengurangi Limbah dengan Cetak Sablon di Baju Bekas

Gunakan kembali baju bekasmu adalah tawaran yang disodorkan kepada konsumen.

Liputan6.com, Yogyakarta - Gaya hidup ramah lingkungan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Seperti halnya Farid Stevy, vokalis FSTVLST, yang menyebarkan nilai-nilai pelestarian lingkungan melalui layanan cetak saring atau sablon di atas baju bekas.

Layanan bernama The Good And The Bad (TGTB) Print ini bukan sekadar menyajikan desain-desain kaus yang digemari kaum milenial. Lantas, apa yang membedakan TGTB Print dengan cetak sablon lainnya?

"Kami berkomitmen untuk mengurangi kontribusi pada limbah baju bekas demi keberlanjutan dan kebaikan lingkungan," ujar Farid di sela-sela peluncuran TGTB Print di Liberates Creative Colony (LCC), Sleman, akhir pekan lalu.

Ia memaparkan, berbagai studi menyatakan industri mode, terutama pakaian, menyumbang dampak negatif serius karena tidak ramah lingkungan. Limbah pakaian bekas yang tidak terolah ulang dalam jumlah yang semakin meningkat setiap tahun ternyata menjadi salah satu topik utama isu global.

TGTB Print menawarkan konsep fashion ramah lingkungan dengan mencetak desain baru di baju bekas. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Oleh karena itu, Farid Stevy melalui produknya ingin berpartisipasi untuk meminimalisasi dampak buruk industri ini. Meskipun sebenarnya ia juga menyadari, langkah yang ditempuhnya ini masih dalam skala kecil.

"Gunakan kembali baju bekasmu adalah tawaran yang kami sodorkan kepada konsumen," ucapnya.

Ia memberikan tiga rekomendasi kepada konsumen yang datang. Pertama, mencetak artwork di baju bekas milik konsumen. Kedua, mencetak artwork pada baju bekas layak pakai terkurasi yang disediakan TGTB Print.

Rekomendasi terakhir, mencetak artwork pada baju baru yang disediakan, dengan konsekuensi harga yang jauh lebih tinggi ketimbang dua alternatif sebelumya. Pada bagian ini, TGTB Print akan bekerja sama dengan beberapa merek produk baju polos berkonsep ramah lingkungan.

 

2 dari 2 halaman

Harga Tergantung Material

Farid Stevy menyebutkan biaya yang dibanderol untuk TGTB Print beragam, tergantung rekomendasi material yang dipilih konsumen.

Jika pakai baju bekas sendiri lebih murah, hanya membayar biaya desain, sekitar Rp50.000 sampai Rp55.000 dan itu pun melewati diskusi jadi ada kemungkinan negosiasi harga," tuturnya.

Tidak hanya proses produksi yang ramah lingkungan. Pengurangan penggunaan material plastik sekali pakai pada proses pengemasan dan pengiriman produk juga menjadi konsentrasi utama.

Kemasan yang digunakan berbahan limbah MMT Vinyl yang biasanya dipakai untuk banner atau baliho luar ruang.

"Kemasan didesain dan diproduksi sedemikian rupa supaya tetap memenuhi fungsi sebagai kemasan saat dikirim melalui jasa pengiriman dan bisa digunakan kembali oleh konsumen," ujarnya.

TGTB Print bisa diperoleh di LCC yang berlokasi di Jalan Pamungkas No A18 Jalan Kaliurang Km 14 setiap Senin sampai Jumat mulai pukul 10.00 sampai 18.00 WIB.

 

Simak video pilihan berikut ini: