Liputan6.com, Padang - Ribuan orang memadati kawasan Kota Tua Padang, Sumatera Barat. Dari kejauhan genderang mulai terdengar, terik matahari yang panas tidak melunturkan semangat warga yang menonton.
Mereka hendak menyaksikan arak-arakan Kio dalam rangka perayaan Cap Go Meh 2020. Tak hanya etnis Tionghoa, berbagai macam etnis yang menghuni Kota Padang tampak antusias menyaksikan arak-arakan.
Genderang makin terdengar saat awak Liputan6.com mendekati lokasi. Sebanyak enam Kio siap diarak. Masing-masing Kio dipanggul oleh sejumlah orang.
Advertisement
Baca Juga
Arak-arakan itu merupakan rangkaian kegiatan Festival Cap Go Meh 2571, digelar bersamaan dengan hari jadi yang ke-150 perkumpulan keluarga Lie-Kwee.
Kio merupakan patung dewa pada perayaan Cap Go Meh. Saat Kio diarak orang yang memanggulnya terlihat seperti kerasukan.
"Bukan kerasukan, namun hanya simbol kerja sama saja, karena Kio yang dibawa memiliki beban yang cukup berat, sehingga dibutuhkan puluhan orang untuk mengaraknya," ujar salah seorang tokoh Etnis Tionghoa di Padang, Albert Hendra Lukman.
Albert menjelaskan, yang diarak itu merupakan tenda raja atau tempat patung dewa kepercayaan Tionghoa. Di dalamnya ada patung dewa sedang duduk.
"Patung dewa itu disebut dewa pelindung," jelasnya.
Ia mengatakan bahwa untuk peserta kali ini diikuti hampir seribu orang, karena perkumpulan keluarga Lie - Kwee mengundang 800 warga Kota Padang.
"Dan ada kedatangan keluarga mereka dari Malaysia dan Singapura hampir 200 orang," sebutnya.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Agenda Wisata
Cap Go Meh adalah perayaan tahun baru Imlek yang digelar masyarakat Tionghoa setiap hari ke-15 di awal tahun 2020 meupakan tahun baru Imlek 2571.
Albert menyebut agenda ini sudah masuk dalam agenda wisata Sumatera Barat, dan diharapkan dapat menjadi hiburan bagia masyarakat serta wisatawan yang datang.
Cap Go Meh, lanjutnya saat ini tidak sekadar perayaan bagi etnis Tionghoa, namun juga sudah menjadi salah satu agenda wisata dan hiburan yang dapat disaksikan masyarakat.
"Saat ini dari beberapa negara sudah datang ke Padang untuk menyaksikan Festival Cap Go Meh tahun ini, seperti dari Malaysa dan Singapura," sebutnya.
Menurut Albert perayaan Cap Go Meh merupakan salah satu bukti kerukunan masyarakat di Ranah Minang, kemudian juga bukti toleransi antar umat beragama.
Salah seorang pengunjung, Rafi (24) mengaku tertarik dengan atraksi budaya seperti ini karena dari kegiatan tersebut terlihat kentalnya akulturasi budaya di Kota Padang.
"Iya tadi selesai kuliah langsung ke sini, sama teman-teman," ujar mahasiswa Jurusan Antropologi ini.
Advertisement