Liputan6.com, Palu - Operasi penyelamatan buaya berkalung ban di Sungai Palu dimulai hari ini, Kamis (6/2/2020). Operasi dilakukan oleh petugas gabungan dari BKSDA Sulteng dan NTT, Polair Polda Sulteng, dan Petugas dari Kementerian LHK.
Operasi digelar dengan menyisir sekitar Muara Sungai Palu, Kelurahan Lere dengan perahu karet. Petugas juga membawa sejumlah peralatan untuk menangkap buaya yang sejak tahun 2016 dicari petugas untuk diselamatkan.
Selama hampir dua jam petugas gabungan terus berpindah-pindah mencari titik kemunculan si buaya. Buaya muara itu sendiri sesekali muncul ke permukaan air, namun saat perahu karet mendekat, buaya berukuran hampir 5 meter itu kembali kedalam air.
Advertisement
Kepala Seksi Wilayah 1 BKSDA Sulteng, Haruna, menjelaskan besarnya ombak menyulitkan perahu petugas bergerak mengikuti pergerakan buaya berkalung ban. Skenario yang digunakan kamis siang adalah dengan menombak buaya dan membawanya ke tepi. Haruna memastikan cara tersebut aman dan tidak membahayakan si buaya.
"Tombak yang digunakan itu khusus. Petugas juga melakukan dengan terukur," beber Haruna, Kamis (6/2/2020).
Operasi penyelamatan kali sendiri tampak di kondisikan dengan baik. Selama operasi buaya berkalung ban digelar, personel polisi dan petugas BKSDA terus mengimbau warga untuk tidak mendekat ke area pencarian.
Pihak BKSDA Sulteng berharap warga membantu petugas dengan tidak mendekat area operasi demi keberhasilan pencarian buaya yang dilindungi itu.
"Selama ini salah satu kendala adalah warga yang ingin dekat menyaksikan operasi. Itu malah membuat buaya itu lari. Kali ini kami mohon bantuannya," harap Haruna.
Â