Liputan6.com, Belu - Sejak Pemerintah Provinsi NTT menetapkan pariwisata sebagai lokomotif penggerak perekonomian, Pemerintah Kabupaten Belu langsung tancap gas dengan membangun beragam destinasi dan fasilitas wisata.
Patung Bunda Maria Pelindung Segala Bangsa salah satunya. Berlokasi di bukit Fatuloko, Dusun Gurita, Desa Dualaus, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, patung Bunda Maria memiliki tinggi mencapai 33 meter, dan dibangun di atas lahan seluas 5,9 hektare.
Baca Juga
Pembangunan patung Bunda Maria mendapat respons positif banyak pihak, terutama para umat Katolik dan Kristen dari berbagai daerah di Indonesia. Sejak patung itu resmi dibuka untuk umum pada 25 Desember 2019 lalu, tercatat jumlah kunjungan wisata mencapai 20.000 orang.
Advertisement
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belu, Eddy Bere Mau mengatakan, kehadiran patung Bunda Maria harus menjadi pendongkrak perekonomian warga. Pasalnya kawasan Belu yang kering dengan intensitas hujan yang rendah tidak cocok untuk pertanian dan peternakan. Pariwisata jadi satu-satunya harapan untuk mengembangkan perekonomian masyarakat Belu.
Keindahan alam Belu memang tak dapat dipungkiri. Kawasan itu punya dua pantai menawan, di Kecamatan Kakuluk Mesak dan Tasifeto Timur, yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Tak hanya itu, Kabupaten Belu juga punya wisata alam pegunungan yang eksotik, yaitu di Puncak Lakaan dan padang Fulan Fehan yang ada di Kecamatan Lamaknen. Meski demikian, Eddy menyebut, keindahan itu belum cukup menarik kunjungan wisata tanpa ada pembangunan infrastruktur pariwisata.
"Pemkab Belu memilih menghadirkan sebuah Patung Bunda Maria Pelindung Segala Bangsa karena melihat potensi dan dampaknya mampu menarik wisatawan ke Belu baik dari NTT maupun luar NTT," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (10/2/2020).
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Terbingkai Keindahan Alam
Selain Patung Bunda Maria, wisatawan juga dapat menikmati wisata bahari Teluk Gurita yang eksotis dari atas bukit patung Bunda Maria.
"Kehadiran Patung Bunda Maria sebagai satu paket bagi masyarakat yang hendak berziarah sekaligus menikmati pemandangan alam di kawasan sekitar patung yang eksotis, dan sangat menggoda mata pengunjung untuk berselfie ria, maupun berpose bersama keluarga, kerabat, serta foto prewedding juga menjadi pilihan yang tepat," katanya.
Eddy mewanti-wanti, masyarakat perlu mempersiapkan diri menjadi masyarakat yang sadar wisata, sehingga mampu membuka peluang dari kunjungan wisatawan.
Kelompok UMKM dapat mempersiapkan berbagai produk olahan pangan lokal serta berbagai aksesori, cinderamata, maupun baju yang berbahan tenun ikat Belu agar dapat menjadi kenang-kenangan bagi para wisatawan.
"Kehadiran Patung Bunda Maria bukan saja memberikan dampak religius, namun berkontribusi besar dalam merubah perekonomian masyarakat setempat," katanya.
Ia juga meminta masyarakat merubah mental dan pola perilaku yang buruk agar selalu ramah dan lebih mengutamakan etika dalam menerima kunjungan wisatawan yang datang ke Belu.
"Mental dan perilaku masyarakat berdampak besar bagi menurunnya jumlah kunjungan wisatawan ke suatu daerah. Belu sebagai tanah sahabat harus mampu menunjukkan identitas sebagai masyarakat yang ramah dan bersahabat dengan semua orang," katanya.
Â
Advertisement
Pengembangan Kawasan Wisata
Bupati Belu Willybrodus Lay mengatakan, pada 2020 Pemda akan melanjutkan pembangunan lanskap Patung Bunda Maria antara lain pelataran patung, gereja, akses masuk termasuk di dalamnya drop off, parkiran, lapak souvenir dan kuliner, bangunan pengelola toilet dan prasarana penjunjang lainnya.
"Kami telah mendapat persetujuan DPRD untuk lanjutan pembangunan lanskap Patung Bunda Maria dianggarkan pada tahun ini dengan besaran nilai Rp7 miliar, dan rencananya akan segera dikerjakan pada tahun ini," ungkap Lay.
Lay juga mengatakan, pembangunan Patung Bunda Maria menghabiskan anggaran sebesar Rp16 miliar. Saat ini pekerjaan fisik patung tersebut telah selesai dan siap menerima kunjungan wisatawan.Â