Liputan6.com, Solo - Seorang petugas tampak sedang membolak-balik halaman naskah kuno koleksi perpustakaan Reksa Pustaka milik Pura Mangkunegara untuk dipindai dengan alat.
Kini koleksi naskah kuno maupun manuskrip klasik karya para pujangga itu bisa dinikmati dengan membaca di layar komputer, tanpa harus membuka satu per satu halaman naskah kuno yang kondisinya sudah menkhawatirkan.
Perpustakaan Reksa Pustaka menyimpan sekitar 11 ribu koleksi buku. Terdiri dari buku-buku kuno, arsip, dan manuskrip.
Advertisement
Adapun isi materi dari arsip-arsip koleksi perpustakaan itu meliputi budaya Jawa, sejarah raja-raja Jawa, sejarah Pura Mangkunegaraan, budaya Mangkunegaran dan materi lainnya.
Baca Juga
Namun sebagian besar kondisi koleksi perpustakaan yang terdapat di lantai 2 komplek bangunan istana Pura Mangkunegaraan itu sangat memprihatinkan, lantaran buku kuno, manuskrip klasik dan lainnya sudah lapuk dan sobek.
Penyebab kerusakan itu tak lain karena dimakan usia yang telah lama karena perpustakaan itu telah berdiri sejak 152 tahun silam.
Kini langkah untuk mengantisipasi semakin rusaknya koleksi perpustakaan tua itu pun telah dilakukan, yakni dengan program digitalisasi.
Pengelola perpustakaan menggandeng pihak swasta untuk mendigitalisasi atau alih media buku-buku kuno, dokumen kuno hingga manuskrip klasik.
"Koleksi yang rusak sudah 60 persen. Kerusakannya seperti tadi, berlubang, jilidnya sudah rusak dan kertasnya sudah rapuh," kata pengelola Perpustakaan Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran, Darweni.
Koleksi Naskah Kuno Terancam Rusak
Menurut dia, koleksi yang ada di dalam perpustakaan Pura Mangkunegara itu juga sudah terbilang sangat tua lebih dari 100 tahun. Dengan kondisi seperti itu, kondisi koleksi perpustakaan secara fisik pun sangat rentan rusak.
"Untuk program digitalisasi naskah kuno ini memang mengambil skala prioritas. Yang lebih dulu rusak dan paling sering dibaca pengunjung untuk didahulukan," jelasnya.
Program digitalisasi koleksi Rekso Pustaka pun menggandeng pihak PT Unibless Indo Multi selaku mitra kerja Epson di Indonesia.
Program digitalisasi yang dilakukan koleksi perpustakaan Pura Mangkunegaran itu baru sebagian kecil dari keseluruhan koleksi lantaran terkendala biaya.
"Total sekitar 11 ribu koleksi tapi yang didigitalisasi oleh Epson baru sekitar 3.132 koleksi dengan total keseluruhan 400.202 halaman. Semua koleksi sudah siap didigtalisasi tapi yang belum siap biaya dan alatnya," ungkapnya.
Lantas koleksi naskah kuno maupun manuskrip klasik yang telah dipindai dapat diakses menggunakan aplikasi electronic filling system (EFS) bernsama UNIDocSys. Namun, naskah kuno yang sudah melalui digitalisasi hanya bisa diakses di Perpustakaan Reksa Pustaka, tidak bisa diakses melalui online.
"Dengan proses digitalisasi sangat membantu. Justru kami sangat senang dengan CSR ini jadi bisa memperpanjang usia naskah, manuskrip, dan arsip karena orang tidak lagi menyentuh secara fisik, tapi orang baca di komputer," ucapnya.
Advertisement
Kini Naskah Kuno Diakses via Komputer
Selain dalam bentuk file di komputer, Darweni menyebutkan pihak Reksa Pustaka juga mencetak hasil digitalisasi itu untuk memudahkan bagi para pengunjung perpustakaan yang ingin membacanya.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi sentuhan tangan manusia ke koleksi naskah kuno yang dikhawatirkan akan menambah kerusakan.
"Dari hasil alih media, kita buat dua macam, yakni dalam bentuk print out dan file di komputer," kata dia.
Darweni menyebutkan perpustakaan Reksa Pustaka di antaranya menyimpan karya-karya tulisan penguasa Pura Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I, IV dan VII. Karya tersebut berupa manuskrip klasik tulisan tangan dengan huruf Jawa.
"Tiga karya Mangkunegara itu sudah dialih mediakan. Karya-karya itu merupakan koleksi yang berharga karena bisa diteliti dari berbagai segi dan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi generai penerus," ucapnya.
Sementara itu, Direktur PT Unibless Indo Mukti, Sylvie Selyn Sembiring mengaku sangat bangga bisa menjadi bagian dalam program digitlaisasi arsip-arisp perpustakaan milik Pura Mangkunegaran, Solo.
Adapun tahap yang harus dilakukan untuk prosesi digitalisasasi di antaranya persiapan perangkat pemindaui Epson Indonesia, pemilahan arsip, implementasi alim media atau digitlaluas serta implementasi electronic filling system (EFS) serta mengembangkan aplikasi EFS.
"Kami menugaskan gabungan tim kami dari Jakarta dan Demarang untuk melakukan digitalisasi arsip koleksi Reksa Pustaka. Arisp itu kami digitalisasi dan kami jadikan bentuk file pdf dan kami simpan di komputer," jelasnya.
Lestarikan Peninggalan Sejarah
Sedangkan dari hasil pemindaian yang dilakukan petugas terhadap sejumlah koleksi naskah kuno itu dilakukan pengeditan terlebih dahulu.
Setelah itu dijadikan sebuah buku elektronik dengan aplikasi Flipbook yang sudah tertera nama buku serta halaman buku.
"Dimana para pembaca akan dimudahkan dengan cukup memindahkan kursor ke kanan dan kiri jika ingin memindahkan halaman," terang Sylvie.
Untuk program digitalisasi koleksi naskah kuno milik Pura Mangkunegaran, Marketing Division Head Epson Indonesia, Riswin Li mengungkapkan menggunakan Epson ELPDC0F dan ELPDC11.
Keterlibatannya dalam program digitalisasi itu merupakan bagian dari kepedulian terhadap kokumen arsip bersejarah yang menjadi bagian aset kebudayan yang harus dijaga kelestariannya.
"Digitalisasi dokumen menggunakan scanner Epson merupakan solusi untuk pelestarian dokumen bersejarah yang memiliki resiko kerusakan fisik," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement