Sukses

Pudarnya Pesona Taman Bendung Tirtonadi Solo

Seorang warga kecewa karena Taman Bendung Tirtonadi tidak seperti bayangannya. Sebelum berkunjung, dia membayangkan duduk di bantaran sungai seperti di Italia yang bersih dan indah.

Solo - Taman Bendung Tirtonadi Solo yang indah bahkan disebut seperti taman di Eropa kini tampak kotor seperti tidak terawat. Ada banyak sampah yang berserakan di bangku taman. Pemandangan Taman Bendung Tirtonadi juga rusak akibat tumbuhan liar.

Salah satu pengunjung bernama Taufik Sarief (40) duduk sambil menatap jauh Bendung Tirtonadi yang dikunjunginya, Senin (17/2/2020). Ini merupakan kali pertamanya berkunjung ke taman di sisi utara Kali Pepe, Kecamatan Banjarsari, Solo.

Warga Sukoharjo itu kecewa karena Taman Bendung Tirtonadi tidak seperti bayangannya. Saat datang ke sana, dia membayangkan duduk di bantaran sungai di Italia yang bersih nan indah. Dia berharap air Kali Pepe yang tenang dan hembusan angin membawa kesejukan untuk melepas penat seusai bekerja.

Namun, keindahan itu seketika hilang dari bayangannya ketika menoleh ke belakang. Taufik Sarief melihat rumput dan tanaman liar tumbuh hingga ketinggian sekitar 80 sentimeter mengotori pemandangan di Taman Bendung Tirtonadi.

Rumput liar tersebut tumbuh subur di sekitar jalur pedestrian dari atau menuju Jalan Popda. Taufik Sarief menyayangkan pemandangan kurang nyaman tersebut.

Sampah dan sisa makanan yang berada di bangku-bangku dan sekitar tempat sampah mengindikasikan sebagian pengunjung tidak peduli dengan kebersihan kawasan Taman Bendung Tirtonadi.

"Tempatnya sangat bagus. Rasanya seperti di Italia. Mungkin karena saya baru pertama ke sini. Cocok untuk bersantai dan membaca buku. Tapi rumput bikin pandangan enggak nyaman," ujar Taufik Sarief dikutip Solopos.com.

Taufik Sarief berharap pengelola merapikan rumput supaya Taman Bendung Tirtonadi sebagai salah satu ruang terbuka publik lebih nyaman dikunjungi. Lokasinya yang berdekatan dengan Terminal Tirtonadi dan Stasiun Balapan menjadikan objek wisata di Solo itu sebagai ruang transit bagi para penumpang.

"Penumpang yang transit satu-dua jam bisa transit di sini. Warga dari kota besar pasti sudah bosan ke mal atau tempat lain," sambung dia.

Warga sekitar Taman Bendung Tirtonadi, Bagas Pandu, mengatakan, tumbuhan liar itu memang membuat nilai estetika objek wisata tersebut berkurang. Namun, hal itu tak menyurutkan niatnya berkunjung ke Taman Bendung Tirtonadi, tiga kali sepekan.

"Adanya rumput enggak masalah karena saat ini musim penghujan. Kalau rumput dirapikan jangan sampai mengikis tanah. Sebaiknya rumput dirapikan dengan cara dipotong," kata Bagas Pandu.

Menurut Bagas Pandu, tempat sampah yang berada di Taman Bendung Tirtonadi semestinya ditambah. Sebab, dia sering melihat sampah yang berserakan di kawasan tersebut.

"Saya rasa tempat sampah harus ditambah pada area taman. Saya kerap menjumpai tempat sampah penuh sehingga banyak sampah yang berserakan pada taman," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Heriantono Waluyadi, mengaku baru mendapatkan informasi kondisi Taman Bendung Tirtonadi yang kumuh. Dia mengatakan, saat ini pengelolaan Taman Bendung Tirtonadi sedang diproses untuk diberikan kepada Pemkot Solo.

"Saat ini dalam proses [penyerahan]. Akan lebih baik nanti tumbuh komunitas peduli sungai di Kali Pepe melibatkan masyarakat sebagai pilot project di sungai-sungai lain," ungkapnya. (AMA/PNJ)

 

Baca berita menarik solopos lainnya.

Simak Video Pilihan Berikut: