Liputan6.com, Mamasa - Sejak sepekan terakhir wilayah Kabupaten Mamasa terus diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Hal tersebut diperparah dengan kondisi tanah kawasan tersebut yang labil, apalagi banyak jalan umum di Mamasa yang dibangun di bawah tebing curam.
Pada Senin (17/2/2020) sekitar pukul 23.45 Wita tanah longsor terjadi di Desa Kariango, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Material longsor memutus akses jalan penghubung antara Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Tana Toraja di Sulawesi Selatan.
"Hujan deras terus, sudah ada satu minggu, ini longsor tadi malam, seringkali terjadi longsor di jalan ini, barusan ini besar longsornya, biasanya keci-kecil saja," kata Tabita, seorang warga setempat kepada Liputan6.com, Selasa (18/2/2020).
Advertisement
Baca Juga
Tabita menambahkan, kejadian longsor ini merupakan kedua kalinya terjadi di jalan poros Mamasa - Tana Toraja dalam sepekan. Ia khawatir akan ada longsoran selanjutnya yang lebih besar yang dapat mengancam permukiman warga di sekitar jalan itu.
"Semoga ada tindakan cepat dari pemerintah, cepat bersihkan ini longsor, karena ini satu-satunya jalan penghubung, kami juga takut longsor bisa menimpa rumah-rumah kami," ujarnya.
Warga terpaksa menggunakan alat seadanya untuk membersihkan meterial longsor berupa tanah bercampur batu selain juga batang pohong. Tidak adanya alat yang berada dekat dengan lokasi longsor membuat warga melalukan pembersihan seadanya, agar para pengendara dapat segera melintas, karena jalan sangat sulit untuk dilalui oleh pengendara roda dua, apa lagi roda empat.
"Kami terpaksa nekat melawati longsor ini, karena tidak ada jalan lain yang bisa kami lalui, jalan ini merupakan akses satu-satunya dan ini seringkali terjadi di jalan poros Mamasa - Toraja jika musim hujan," kata Frendi salah seorang pengendara.
Frendi berharap agar pemerintah, baik Pemprov Sulbar maupun Pemkab Mamasa segara mengerahkan alat berat ke lokasi longsor, agar jalan kembali terbuka, sehingga warga tidak lagi kesulitan dan antri selama berjam-jam hanya untuk melintas.
"Kami masyarakat meminta agar jalan ini segera mendapat perhatian dari pemerintah karena jalan ini merupakan akses perekonomian masyarakat khususnya masyarakat di Kecamatan Tabang, Nosu, dan Pana’ Kabupaten Mamasa," kata Frendi.