Liputan6.com, Medan - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, melakukan serangkaian kunjungan kerja ke Sumatera Utara (Sumut). Kunker diantaranya dilakukan Yasin Limpo ke Kabupaten Serdang Bedagai dan Kawasan Industri Medan (KIM).
Di Serdang Bedagai, Yasin Limpo meluncurkan Program SIKOMANDAN atau Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri serta panen pedet. Kemudian di KIM, Mentan Yasin melepas ekspor 28 komoditas pertanian Sumut ke-28 negara. Total jumlah komoditas yang diekspor Rp 79, 6 miliar.
Baca Juga
“Barang yang diekspor terdiri dari sektor perkebunan, hortikultura, peternakan, tanaman pangan, juga komoditas kehutanan,” ucap orang nomor satu di Kementerian Pertanian Republik Indonesia itu, Kamis (20/2/2020).
Advertisement
Disebutkan Yasin Limpo, salah satu komoditas yang paling banyak diminati dari Sumut yakni biji kopi. Dalam ekspor kali ini, total biji kopi yang diekspor Sumut 290,7 ton, nilai uang Rp 21,3 miliar.
“Kopi itu diekspor ke-9 negara di dunia, mulai Jerman, Amerika, Kanada, Singapura, Korea Selatan dan negara lainnya. Saya akan bawa juga kopi Sumut dalam acara satu hari minum kopi gratis di 11 negara demi tingkatkan volume ekspor dan memperluas akses pasar,” sebutnya.
Diungkapkan Yasin Limpo, hasil ekspor pertanian di Sumut saat ini mengalami peningkatan 23,7 persen. Pada tahun 2018 ekspor komoditas dari Sumut mencapai nilai Rp 26,6 triliun dan meningkat pada 2019 dengan nilai mencapai Rp32,2 triliun.
“Ini menjadi indikator pembangunan pertanian di Sumut sudah on the track, pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor. Pertanian dibutuhkan di seluruh dunia karena terkait dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat,” ungkapnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil menjelaskan, 28 komoditas pertanian yang diekspor Sumut dibagi ke beberapa kelompok ekspor. Untuk sektor perkebunan terdiri dari ampas, sarang barang walet, sawit, cengkeh, eucalyptus sawn timber, karet lembaran dan lempengan, kopi, serta lainnya.
“Totalnya 4.033 ton, nilainya Rp 71,3 miliar. Selanjutnya dari sektor holtikultura terdiri dari durian pasta dan bibit tanaman hias. Total volumenya 12,3 ton senilai Rp 1,2 miliar,” jelasnya.
Kemudian sektor tanaman pangan terdiri dari ubi jalar beku, dengan berat 11,5 ton senilai Rp 436,2 juta. Jenis perternakan terdiri dari lipan dan sarang barang walet yang beratnya 1 ton dengan nilai Rp 1,2 miliar. Sementara sektor non pertanian terdiri dari kayu oak putih dengan total 149.729,3 meter kubik senilai Rp 598,9 juta.
“Sesuai peran sebagai otoritas karantina, seluruh produk pertanian yang diekspor sehat, aman, dan memiliki daya saing di pasar global. Kami melakukan serangkaian tindakan karantina untuk memastikan komoditas pertanian ekspor Sumut memenuhi persyaratan teknis internasional,” Ali Jamil menandaskan.