Sukses

Pesepak Bola U-16 Asal Konawe Selatan Tewas Tersambar Petir Saat Bertanding

Dua orang pesepak bola asal Konawe Selatan tersambar petir saat bertanding. Satu di antaranya tewas.

Liputan6.com, Konawe Selatan - Dua orang pesepak bola asal Kabupaten Konawe Selatan tersambar petir saat sedang bertanding di Lapangan Sepak Bola Palangga, Kecamatan Palangga, Kabupaten Konawe Selatan. Insiden ini terjadi saat pertandingan memperebutkan Piala Bupati Konawe Selatan U-16, Kamis (20/2/2020) sekitar pukul 14.40 Wita.

Kronologi kejadian, saat pertandingan antara tim sepak bola PS Buke melawan PS Tinanggea baru berjalan sekitar setengah jam lebih, kondisi langit mendung disertai hujan. Namun, kedua tim tetap melanjutkan pertandingan. Saat hujan mulai deras, pemain tetap bertahan di dalam lapangan.

Tiba-tiba, petir menyambar sebanyak satu kali ke lapangan. Saat itu, dua orang pemain tersambar petir kemudian bersamaan jatuh tergeletak di lapangan.

Keduanya berasal dari klub yang sama, PS Tinanggea. Kedua korban, yakni Muhammad Feri Putra (16) dan Musta (16). Dua pesepak bola ini masih berstatus pelajar kelas 1 SMA di Konawe Selatan.

Kapolsek Palangga, Konawe Selatan Iptu Naufaldri, menyatakan saat itu keduanya langsung dibawa ke rumah sakit. Dia juga membenarkan, kondisi cuaca saat itu sedang mendung lalu terjadi hujan.

"Pertandingan saat pukul 14.30 Wita cuaca awalnya bagus, namun mulai hujan saat 14.40 Wita," ujar Naufaldri.

Pelatih PS Tinanggea, Sahrun, menyatakan saat keduanya tersambar petir, pertandingan langsung dihentikan. Pertolongan pertama, kedua korban dibawa ke puskesmas.

"Salah seorang korban meninggal tersambar petir, satunya dirawat usai mengalami luka," ujar Sahrun.

Diketahui, pertandingan sepak bola piala Bupati Konawe Selatan diikuti sejumlah klub asal Konawe Selatan. Pesertanya adalah pesepak bola usia 16 tahun yang berada di wilayah Konawe Selatan.

Dokter yang menangani pasien, dr Mila dari Rumah Sakit BLUD RS Konsel, menyatakan korban sudah meninggal saat tiba di RS.

"Dari hasil pemeriksaan, di tubuh korban ditemukan tanda-tanda luka bakar seperti sengatan listrik di bagian lengan sebelah kiri," ujar dr Mila.

Diketahui, insiden warga yang tersambar petir di Konawe Selatan bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, petani dan beberapa orang lainnya mengalami kejadian serupa hingga menyebabkan hilangnya nyawa.

2 dari 2 halaman

Jejak Petir di Konawe Selatan

Sebelumnya, pada Maret 2018, petir pernah menyambar sembilan orang petani di wilayah Desa Tolutu, Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Empat orang di antaranya tewas, lima orang lainnya dirawat setelah mengalami luka bakar parah.

Keempatnya merupakan petani yang sedang bekerja memanen padi. Saat itu, sembilan orang petani berada dalam satu gubuk di tengah sawah.

Di antara mereka, empat orang berada di dalam gubuk dan di bawah kolong tewas. Sedangkan, lima lainnya yang berada di dekat korban mengalami luka dan kram hebat di sekujur tubuh. Kondisi saat itu, tidak ada hujan lebat. Namun, mendung dan sedikit rintik. Kesembilan petani tetap melanjutkan aktivitas memanen karena menganggap biasa cuaca saat itu.

Beberapa koban luka segera dilarikan ke rumah sakit. Sedangkan sisanya, dibawa pulang ke rumah dalam kondisi tak bernyawa. Kesembilan korban, sempat dijenguk langsung Wakil Bupati Konsel, Arsalim.

Saat menjenguk, Arsalim ikut memberikan bantuan kepada keluarga korban. Bantuan juga datang dari Bupati Konawe Selatan.

Sebelumnya, pernah ada warga yang disambar petir dan selamat di wilayah Tinanggea. Meskipun demikian, korban juga mengalami luka bakar parah.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Â