Sukses

Pasangan Penjahit dan Ketua RW Tak Gentar Lawan Gibran di Pilkada Solo

Pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo jalur independen Bajo yang merupakan pasangan penjahit dan ketua RW itu mengaku tidak gentar melawan putra sulung Presiden Jokowi dalam Pilkada Solo 2020.

Liputan6.com, Solo - Pasangan bakal calon (balon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo jalur independen Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) menyerahkan syarat dukungan untuk Pilkada Solo 2020 di Kantor KPU Solo, Jumat, 21 Februari 2020. Pasangan tersebut bukan dari kalangan politikus maupun pengusaha, tetapi seorang penjahit dan ketua RW. Mereka mengaku siap menantang Gibran Rakabuming Raka.

Pasangan Bajo berangkat dari markas sekretariat pemenangan di Penumping, Laweyan menuju Kantor KPU Solo dengan dikawal ratusan tim sukses dan pendukungnya. Mereka mengenakan kaos hitam serta janur kuning yang diikat di bagian tangan.

Setibanya di Kantor KPU Solo, pasangan Bajo yang masing-masing mengenakan kemeja lurik motif cokelat dan hitam langsung berjalan masuk ke kantor tersebut. Sedangkan, para pendukungnya duduk di depan Kantor KPU Solo sambil meneriakkan yel-yel dukungan kepada pasangan yang diusung ormas Tikus Pithi Hanata Baris.

Setelah masuk ke aula KPU Solo, selanjutnya para tim sukses tampak membawa tumpukan berkas-berkas dukungan yang dimasukkan ke dalam kontainer plastik berukuran besar. Total terdapat lima kontainer yang masing-masing  berisi berkas syarat dukungan per kecamatan.

2 dari 4 halaman

Kumpulkan Berkas Dukungan

Bagyo Wahyono mengatakan penyerahan syarat dukungan untuk pasangan calon wali kota dan wakil wali kota jalur independen atau perseorangan dibuka mulai tanggal 19-23 Februari 2020. Hanya saja pasangan Bajo memilih tanggal 21 Februari 2020 yang bertepatan dengan hari Jumat untuk menyerahkan berkas persyaratan dukungan tersebut.

"Kami sudah mengumpulkan 41.425 fotokopi e-KTP. Jumlah ini melebihi dari syarat minimal 35.870 e-KTP yang harus dikumpulkan. Hari ini kami serahkan ke KPU," kata dia di Kantor KPU Solo, Jumat, 21 Februari 2020.

Bagyo yang sehari-hari sebagai penjahit di Solo itu mengaku bahwa majunya sebagai balon wali kota bukan merupakan keinginannya sendiri, tetapi muncul adanya dorongan dari masyarakat yang menginginkan perubahan di Kota Solo. Lantas, ia pun mengungkapkan jika keinginan masyarakat itu untuk mengangkat pemimpin yang memang berasal dari kalangan masyarakat bawah.

"Saya dan Pardjo (FX Supardjo) ini bukan siapa-siapa, tapi apakah salah kalau teman-teman itu pengin saya dan Pak Pardjo menjadi salah satu tokoh di Kota Solo. Ya, kami maju ini karena mengemban amanah dari teman-teman yang inginkan pemimpin diangkat murni dari masyarakat biasa," ucapnya.

3 dari 4 halaman

Tak Gentar Lawan Putra Presiden

Majunya pasangan Bajo itu juga bukan secara tiba-tiba, bahkan Bagyo mengungkapkan jika pasangan ini telah muncul sejak sembilan bulan silam. Adanya niatan untuk maju dalam Pilkada Solo itu membuat dirinya dan FX Supardjo kian rajin mendekati masyarakat untuk mencari dukungan.

"Apalagi kami itu mendeklarasikan untuk maju itu sejak Mei 2019 silam. Cuma ini hanya masalah jangkauan Kota Solo kan tidak mudah jadi kami harus door to door, kadang manfaatin pas acara arisan dan sebagainya untuk kita datangin untuk sosialisasi dan cari dukungan," kata dia.

Majunya sebagai balon wali kota melalui independen memang sudah bulat. Bagyo pun mengaku tidak gentar jika nantinya bakal lawan yang dihadapi adalah putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka ataupun Achmad Purnomo yang kini menjabat Wali Kota Solo.

"Saya maju itu sebagai pion wong cilik. Pion itu pantang mundur, pion itu selangkah demi selangkah maju terus. Siapa pun yang mengadang saya itu semua putra terbaik Solo," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Pekerjaan Penjahit dan Ketua RW

Bagyo sendiri sehari-harinya merupakan seorang penjahit. Bahkan, ia mengaku nama dirinya sangat dikenal di kalangan para penjual kain maupun pakaian di sentra-sentra pusat jual beli pakaian dan kain seperti di Beteng Trade Center maupun Pusat Grosir Solo.

"Kalau saya istilahnya itu menjahit tapi banyak orang mengatakan saya sebagai desainer," jelasnya.

Sementara itu, Supardjo mengaku sebagai karyawan swasta sebuah LPK di Solo. Selain itu, di dalam kehidupan bermasyarakat dirinya merupakan pengurus RW.

"Saya itu Ketua RW di Pajang. Dan dalam rapat kita mencoba sosialisasi tentang pencalonannya sebagai pasangan wali kota dan wakil wali kota melalui jalur independen. Saya juga tidak jenuh-jenuhnya sowan ke sana kemari," akunya.

 

Simak video pilihan berikut ini: