Liputan6.com, Yogyakarta - Hari pertama masuk sekolah siswa SMPN 1 Turi Sleman usai tragedi di sungai Sempor, Donokerto, Turi, Sleman dimulai dengan doa bersama. Doa bersama dilakukan siswa kelas 7-8 dengan pendampingan dari tim psikolog selama tujuh hari kedepan.
"Kelas 9 ada kegiatan belajar karena mendekati ujian. Kalau kelas 7-8 kami nderek (ikut) keputusan Dinas dan tim psikologi. Tadi doa bersama kelas 7-8," kata Kepala Sekolah SMPN 1 Turi Sleman Tutik Nurdiyana di sekolah Senin (24/2/2020).
Ketua Ikatan Psikologis Klinis DIY Siti Urbayatun mengatakan dalam pendampingan siswa SMPN 1 Turi Sleman ada 6 siswi yang memiliki gejala psikologis yang intens. Saat ini sedang mendapat penanganan tim psikologi.
Advertisement
Baca Juga
"6 Siswa yang mengalami gejala psikologis. Putri semua," katanya.
Siti mengatakan selama beberapa hari kedepan akan ada pendampingan psikologi tidak hanya siswa tapi juga keluarga. Pihaknya juga sudah melakukan kunjungan ke rumah terdampak kejadian ini.
"Ada psikolog lalu relawan psikolog dari Perguruan Tinggi. Kita selalu koordinasi dengan pihak terkait," katanya.
Nantinya relawan dan psikolog akan terus memantau perkembangan siswa yang ikut dalam kegiatan susur sungai Sempor tersebut. Selain itu keluarga korban juga menjadi bagian dari monitor tim psikologi ini.
"Ini mempengaruhi psikologi siswa, apa ada gejala akibat dari kejadian. Gejala itu tanda tandanya orang yang mengalami gejala psikis. Seperti teriak histeris dll," katanya.
Sementara itu Ketua Pelaksana Posko Psikologi Kejadian Siswa SMPN 1 Turi yang hanyut Oneng Nawaningrum mengatakan ada dua posko psikologi yaitu di SMPN1 Turi dan di Puskesmas Turi. Ada empat siswa yang masih dalam penanganan intensif tim psikologi.
"Dari 6 siswa yang di posko di SMPN 1 Turi, yang empat masih di posko dan yang dua sudah di rumah. Masa pemulihan," katanya.