Sukses

Pasien Kedua Suspect Covid-19 RSUD Banyumas Peserta Pertukaran Pelajar Indonesia-Malaysia

Pasien kedua suspect virus Corona merupakan peserta pertukaran pelajar Indonesia-Malaysia. Namun, ia juga sempat berkunjung ke Singapura pada tanggal 15 Februari 2020

Liputan6.com, Banyumas - Rabu (4/3/2020), seorang pasien suspek virus corona dikirim ke Rumah Sakit Umum (RSUD) Banyumas. Pasien ini merupakan pasien kedua setelah pada Selasa (3/3/2020) tiba pasien pertama di rumah sakit yang ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk mengawasi dan memantau suspek virus Corona. Selain RSUD Banyumas, juga ada RSUD Prof Dr Margono Soekarjo.

Wakil Direktur Umum RSUD Banyumas, Dr Noegroho Harbani, mengatakan, pasien pertama merupakan warga negara Indonesia yang pada 26 Februari 2020 lalu pulang dari Hong Kong. Ia tiba di tanah air sehari kemudian.

Pada Senin (2/3/2020), pasien suspect virus Corona ini mengalami demam tinggi disertai nyeri ulu hati, muntah, dan diare. Ia kemudian dibawa ke rumah sakit Wiradadi Husada, Sokaraja.

"Dia dikirim ke kami sebagai rumah sakit yang ditunjuk Departemen Kesehatan," kata Noegroho yang juga Ketua IDI Banyumas.

Sementara pasien kedua merupakan peserta pertukaran pelajar Indonesia-Malaysia. Namun, ia juga sempat berkunjung ke Singapura pada tanggal 15 Februari 2020.

"Baru saja dari DKT (RS Wijayakusuma), 26 tahun, perempuan juga," ujar dia.

Pasien kedua datang dengan keluhan demam, batuk, nyeri tenggorokan, dan diare. Hasil ronsen menunjukkan dia mengalami bronkopneumonia.

"Di DKT dan Wiradadi fasilitas isolasinya tidak begitu maksimal, sehingga ke kami yang sudah disuport Departemen Kesehatan," kata dokter spesialis bedah itu.

Ia mengatakan, sampel darah, swab, rekam jantung, dan ronsen paru pasien suspect virus Corona pertama telah dikirim ke Kementerian Kesehatan pada Selasa (3/3/2020) pukul 21.00 WIB. Sampel dikirim kurir khusus menggunakan kereta api.

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Ruang Isolasi Virus Corona RSUD Banyumas

"Dua hari teorinya jadi," kata dia.

Sementara pasien kedua kemungkinan juga sama, dikirim Rabu malam. Pasien pertama datang pada jam yang hampir sama dengan pasien kedua, dan sampel langsung dikirim malam harinya.

"Kalau hasilnya negatif, kami observasi sampai keluhan subjektif, seperti demam, sembuh," ujar dia.

Noegroho mengatakan, kondisi kedua pasien lemah tetapi masih sadar penuh. Keduanya dirawat di ruang isolasi yang hanya ada dua di rumah sakit ini.

"Terapinya simptomatis, sesuai keluhan pasien," ujar dia.

Posisi ruang isolasi dua bersab. Masing-masing ruang disekat dua. Satu untuk penunggu dan satu lainnya untuk pasien.

"Masing-masing ruang punya pintu yang diberi kaca untuk memonitor," kata dia.

Petugas kesehatan dan dokter dilengkapi dengan alat perlindungan diri (APD). Ia mengatakan tidak menambah tenaga medis. Perawatan berjalan biasa sesuai prosedur.

"Standar biasa, tidak ada yang spesial," kata dia.

Ia meminta masyarakat tenang menyikapi pemberitaan maupun kabar di media sosial. Semua yang diterapkan ke suspek merupakan upaya kewaspadaan.

"Masyarakat janhan panik, ini langkah kehati-hatian kami dalam mengobservasi," ujar Noegroho.