Sukses

Wapili Dikira Waffle, Tentara Belanda Murka

Tentara Belanda di Gorontalo mengira orang pribumi telah mencuri kue Waffle milik mereka.

Liputan6.com, Gorontalo - Kue Wapili, begitu masyarakat Gorontalo menyebutnya. Bukan sekadar camilan, kue yang sudah ada sejak zaman Perang Dunia I ini punya kisah sejarah yang unik.  

Menurut warga setempat, Wapili lekat hubungannya dengan kebudayaan Inggris. Wapili sebagai kekayaan kuliner dibawa oleh tentara sekutu ke Gorontalo. Kue ini dahulu menjadi hidangan jamuan bagi orang Belanda yang kerap disajikan di rumah dinas mereka.

Awalnya kue ini bernama Waffle, seperti juga yang dikenal dalam kebudayaan orang Eropa. Namun lambat laun masyarakat Gorontalo menyebutnya dengan nama Wapili. 

Masyarakat Gorontalo kemudian mengadopsi Wafflel dan mencoba merepresentasikan ulang kue tersebut melalui kearifan lokal setempat. Mengingat dahulu bahan-bahan masih sangat terbatas, orang Gorontalo membuat Wapili menggunanakan tepung beras, gula merah, santan, dan telur.

Hingga akhirnya kue tersebut pun jadi. Bentuknya memang seperti kue wafle khas negara Inggris yang bahan bakunya terbuat dari coklat. Secara tampilan Waffle dan Wapili nyaris sama, hanya bahan-bahan pembuatannya saja yang berbeda.

Teksturnya pun hampir mirip dengan sajian Waffle pada umumnya, namun kue Wapili mempunyai tekstur yang sedikit lebih lembut. Rasa manis kue didapat dari irisan gula merah yang membuat warnanya menjadi kecokelatan seperti mengunakan bahan baku coklat pada Waffle.

Sejarawan Gorontalo, Hasan Ibrahim mengatakan, Waffle yang oleh masyarakat Gorontalo disebut Wapili pertama kali dibawa oleh Belanda saat mereka menduduki Gorontalo. 

Ada cerita menarik yang disebut Hasan, pada saat itu Belanda sempat mencurigai bahwa orang-orang pribumi Gorontalo telah mencuri kue dari markas Belanda, saat mereka melihat Wapili di rumah-rumah pribumi. Lantaran bentuknya 'yang sangat mirip.

"Mereka tidak tau bahwa kue tersebut dibuat oleh orang Gorontalo, sempat terjadi kekecauan waktu itu hanya karena gara-gara kue," tuturnya.

Bahkan akibat salah paham itu, kata Hasan, tentara Belanda menangkapi orang-orang pribumi Gorontalo yang dicurigai telah mencuri kue Waffle. 

"Ditangkaplah beberapa orang yang membuat kue ini beserta kue yang dibuatnya. Namun setelah belanda mencicipi, didapati bahwa kuat tersebut berbeda rasa dan terksturnya dengan kue mereka. Akhirnya Belanda melepaskan mereka," kata Hasan.

Akhirnya, kata Hasan, pihak Belanda mulai jatuh cinta kepada Wapili dan meminta orang pribumi Gorontalo membuatnya dalam jumlah banyak.

"Sejak saat itu kemudian warga Gorontalo memberi nama Wapili," katanya.

Kini kue Wapili sangat identik dengan Gorontalo. Kue ini kerap disajikan saat acara-acara besar keluarga. Bahkan tak jarang pula kue ini tersaji di meja makan saat ada pejabat negara yang berkunjung ke Gorontalo.

Simak juga video pilihan berikut ini: