Liputan6.com, Palembang - Profesi jurnalis yang bertugas meliput, tidak luput dari ancaman kekerasan, penganiayaan bahkan bisa mengancam keselamatan jiwa. Ini juga dialami IR, salah satu jurnalis online adaberitanet.com, di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel).
Awalnya IR melakukan peliputan ke penambangan pasir PT.LT di Desa Lebung dan Rantau Harapan Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin, pada hari Minggu (8/3/2020).
Advertisement
Baca Juga
Peliputan investigasi ini dilakukan IR, karena mendengar banyak keluhan warga setempat, yang tidak mengetahui apa kontribusi penambangan pasir tersebut ke daerahnya.
"Menindaklanjuti keluhan warga Desa Lebung dan Rantau Harapan adanya aktifitas penambangan pasir, yang hampir dua tahun ini terjadi. Tapi tidak tahu kemana kontribusinya ke desa,' ucapnya, saat dirawat di Klinik Revalisa Pangkalan Balai Banyuasin, Senin (9/3/2020).
Saat tiba di Dusun Gemanpo Desa Rantau Harapan, IR langsng mengambil gambar dari atas perahu. Tiba-tiba datang speedboat dengan kecepatan tinggi, diduga sengaja menabrak perahu yang ditumpangi IR.
Karena benturan kapalnya dan speedboat tersebut, IR langsung terpental ke sungai. Lalu, ada sekitar 6 orang langsung menghampirinya dan menganiayanya berkali-kali.
"Saya berusaha berpegangan di ujung perahu, melihat saya masih memegang ponsel, beberapa pelaku langsung memukul dengan mengunakan besi behel bergagangkan bambu berkali-kali ke tangan kiri saya, sampai hp saya terlepas masuk ke dalam sungai," ucapnya.
Setelah puas mengeroyok IR, kawanan oknum tersebut langsung meninggalkan jurnalis online ini. IR akhirnya mengalami luka robek jari tangan tangan sebelah kiri, lembam di kepala bagian kiri, bahu sebelah kiri.
IR lalu dibantu warga sekitar ke klinik setempat, dia juga sudah melaporkan kejadian ini ke SPK Mapolres Banyuasin.
"Di sana ada sekitar 8 ponton bermuatan berkapasitas 300-400 kubik sedang menyedot pasir di lokasi kejadian," kata anggota Ikatan Wartawan Online (IWO) cabang Banyuasin Sumsel.
Diungkapkan Sarkowi (52), warga setempat yang juga berada di lokasi, kawanan oknum yang menganiaya IR diduga merupakan Pihak Keamanan (PK) penambang pasir.
"Pelaku mungkin terusik dengan adanya awak media meliput aktivitas penambangan, sedangkan perusahaan yang melakukan penyedotan milik PT.LT," ujarnya.
Simak Video pilihan berikut
Somasi Kapolda Sumsel
Mendengar adanya kekerasan yang dialami anggotanya, Ketua IWO Sumsel Sonny mengutuk keras perbuatan para oknum tersebut.
“Kami menuntut polisi bisa bekerja optimal untuk menciptakan rasa aman pada warga Banyuasin, terutama kalangan jurnalis. Dalam penegak hukum dapat segera mungkin mengusut tuntas kejadian tersebut,” ucapnya.
Namun jika pihak kepolisian tidak menindaktegas aksi penganiayaan ini, IWO Sumsel akan melayangkan somasi ke Kapolda Sumsel.
IWO sumsel juga sudah membentuk tim investigasi dan segera melakukan pendampingan hukum terkait kejadian ini. Karena korban merupakan anggota IWO di salah satu wilayah di Sumsel.
“Korban tercatat sebagai salah satu anggota IWO di Sumsel, oleh karena itu kita melalu Biro Hukum IWO Sumsel akan segera melakukan pendampingan hukum terhadap yang bersangkutan,” ucapnya.
Ketua Bidang Advokasi/Pembelaan Wartawan PWI Pusat Oktaf Riadi meminta, pihak kepolisian segera mengusut kasus ini dan menangkap pelaku penganiayaan tersebut.
“Karena ini penganiayaan berat, bisa masuk percobaan pembunuhan. Kita mengutuk keras tindakan kriminal ini dan meminta polisi menangkap pelakunya,” ujarnya.
Advertisement