Sukses

Ada Tabrakan Speedboat di Sebangau, Bagaimana Rencana Kunjungan Ratu Belanda?

Sebelumnya direncanakan Raja dan Ratu Belanda akan berkunjung ke sejumlah tempat di Palangkaraya pada 11-13 Maret.

Liputan6.com, Palangkaraya - Usai insiden tabrakan speedboat di Sungai Sebangau, Palangkaraya, Senin kemarin 9/3/2020), Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran belum bisa memastikan jadi atau tidaknya kunjungan Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti ke daerah itu.

"Kami akan berhubungan dengan pihak kerajaan dan juga Kementerian Luar Negeri," katanya, Selasa (10/3/2020).

Sesuai agenda pemprov pada Selasa, akan dilaksanakan rapat koordinasi wilayah pengamanan VVIP kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Kalteng di Aula Eka Hapakat Kantor Gubernur Kalteng.

Seperti yang direncanakan sebelumnya, Raja dan Ratu Belanda akan berkunjung ke sejumlah tempat di Palangkaraya pada 11-13 Maret, di antaranya Taman Nasional Sebangau, Nyaru Menteng, Taman PKK Betang Temanggung Tilung, serta Stadion Tuah Pahoe.

Namun, saat mengecek lokasi guna mengamankan tamu VVIP kunjungan Raja dan Ratu Belanda di Sungai Sebangau, terjadi kecelakaan sungai dialami oleh tim. Melalui upaya pencarian hingga malam hari, 27 korban kecelakaan berhasil ditemukan dan dievakuasi.

Gubernur Sugianto turun ke lapangan, ikut melakukan pencarian para korban kecelakaan hingga evakuasi. Setelah semua ditemukan, Sugianto juga langsung menjenguk para korban yang dirawat di rumah sakit.

"Atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat di Kalteng, saya menyampaikan dukacita yang mendalam untuk keluarga korban," katanya.

Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Hendra Rochmawan mengatakan pihaknya belum menerima informasi terkait dengan perubahan rencana kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Palangkaraya.

"Belum ada yang namanya pengulangan susunan acara atau schedule," kata dia.

Ia menjelaskan kronologi kecelakaan perahu motor cepat tersebut. Kecelakaan terjadi di tikungan sungai. Tim yang terdiri atas dua kapal yang melakukan survei, yakni kapal tim utama dan pengiring saat belokan berpapasan dengan kapal tim lain yang membawa logistik.

Kapal pembawa logistik cukup besar untuk ukuran sungai kecil tersebut, sehingga pada akhirnya saat kecepatan cukup tinggi dan posisinya sama-sama di tengah akhirnya bertabrakan.