Liputan6.com, Jakarta - Taman Nasional Sebangau yang ada di Kabupaten Katingan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, selalu menjadi pilihan destinasi wisata bagi mereka yang gemar menjelajahi hutan hujan tropis, sambil menyaksikan tingkah polah orangutan yang lucu. Jika beruntung, pengunjung juga bisa menyaksikan beragam spesies burung langka yang bahkan hanya dimiliki Indonesia.
Namun demikian, bukan perkara mudah untuk bisa sampai ke lokasi Taman Nasional Sebangau. Tiap orang harus menyusuri Sungai Katingan menggunakan perahu boat selama 30 menit untuk sampai ke dermaga taman nasional. Perjalanan kemudian dilanjutkan menyusuri Sungai Punggu Alas selama sekitar satu jam untuk sampai ke Keruing.
Advertisement
Baca Juga
Perjalanan akan semakin berat jika berkunjung saat musim kemarau, pasalnya air Sungai Punggu Alas akan mengering. Sehingga perjalanan harus dilanjutkan dengan berjalanan kaki membelah hutan selama 4 jam atau sejauh sekita 3 kilometer.
Taman Nasional Sebangau di Keruing didominasi oleh lahan gambut yang menjadi lahan penelitian masyarakat setempat bersama dengan WWF Kalimantan Tengah. Total tanaman penelitian yang ada di lahan gambut Taman Nasional Sebangau mencapai 3.231 pohon, pohon-pohon tersebut dihitung saat sudah memiliki diameter batang 10 cm.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Eksotika Taman Nasional Sebangau
Menurut data yang diperoleh Liputan6.com, jumlah flora yang ada di Taman Nasional Sebangau mencapai ratusan jenis, yang didominasi oleh pohon Saga Gulang. Berbagai jenis flora yang tumbuh di Taman Nasional Sebangau bisa dimanfaatkan secara ekonomi.
Kayu Ulin dan Meranti Jawa misalnya, banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan rumah. Bahkan rotan yang banyak ditemukan juga bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan sayur.
Heri, salah seorang ranger di Taman Nasional Sebangau menuturkan, tidak hanya kaya akan flora, Taman Nasional Sebangau juga dikenal menjadi salah satu habitat bagi sekawanan orangutan dan tarsius.
Memiliki luas total mencapai 568 ribu hektare, Taman Nasional Sebangau juga menjadi habitat bagi 15 jenis mamalia, ratusan jenis burung, dan 54 spesies ular. Tak heran jika Taman Nasional Sebangau menjadi salah satu lokasi yang dipilih WWF, organisasi yang fokus pada pelestarian lingkungan sebagai lokasi penelitian.
"Selain menjadi lokasi penelitian WWF, banyak juga mahasiswa jurusan biologi, turis mancanegara, biasanya yang sering datang itu turis Jerman dan Belanda. Selain berwisata, mereka juga mengadakan penelitian di sini," ungkap Heri melanjutkan.
Namun demikian keberadaan hutan gambut di Taman Nasional Sebangau masih mendapat berbagai ancaman. Ancaman tersebut antara lain kebakaran hutan dan pembalakan liar yang menyebabkan banjir. Perlu energi ekstra untuk bisa tetap menjaga Taman Nasional Sebangau agar tetap lestari sepanjang masa.
Advertisement