Liputan6.com, Klaten - Keluarga tak kuasa menahan tangis saat prosesi pemakaman Dandim 1011/Kuala Kapuas, Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono yang meninggal dalam kecelakaan speedboat Paspampres di Sungai Sebangai, Palangkaraya. Bahkan, salah satu putra almarhum terus memanggil nama ayahnya saat peti jenazah mulai dikubur.
Iring-iringan mobil jenazah yang membawa peti jenazah Letkol Kav Bambang Kristianto Bawon tiba di Taman Makam Pahlawan (TMP) Ratna Bantala Klaten sekitar pukul 16.00 WIB. Selanjutnya peti jenazah dikeluarkan oleh sejumlah prajurit TNI untuk digotong menuju liang lahat yang telah disiapkan sejak Selasa pagi.
Advertisement
Baca Juga
Prosesi upacara pemakaman dilakukan secara militer. Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Mochamad Effendi menjadi inspektur upacara untuk memimpin prosesi pemakaman tersebut. Sebelum jenazah dimasukkan ke dalam liang lahat, sejumlah personil TNI tampak melepas tembakan salvo ke udara untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.
Suasana penuh haru terlihat ketika satu per satu anggota keluarga mendekati liang kubur. Sejumlah anggota keluarga tak kuasa menahan tangis, di antaranya ibunda almarhum Neneng Iriani, adik almarhum serta kedua anak almarhum. Sedangkan istri almarhum, Sinta Nugrahini tampak tegar menanggung duka atas meninggalnya suami tercinta.
Simak Video Pilihan Berikut
Panggilan Terakhir Sang Anak
Setelah peti jenazah diturunkan ke dalam liang lahat, anggota keluarga diberi kesempatan untuk tabur bunga sebagai penghormatan terakhir kepada Dandim 1011/Kuala Kapus. Selanjutnya sejumlah personil TNI langsung mengubur peti jenazah itu dengan timbunan tanah.
Hanya saja saat pemakaman itu, salah satu putra almarhum terlihat menangis histeris. Bahkan, ia beberapa kali terdengar memanggil ayahnya yang kini telah tiada.
"Pa, pa, pa, pa," kata anak itu memanggil ayahnya terus-menerus sambi menangis.
Lantas, momen itu menyebabkan sejumlah anggota keluarganya berusaha menenangkan sambil memeluk si buah hati yang masih sekolah di bangku sekolah dasar itu. Suasana penuh haru itu menyebabkan sejumlah pelayat yang terdiri dari ibu-ibu Persti Chandra Kirana ikut terharu dan menyeka air mata.
Sebelumnya, Ketua RW 1 Manjung, Sriyono mengatakan berdasarkan pengakuan salah satu suadara kandung almarhum bahwa yang bersangkutan sempat menelepon adiknya seminggu sebelum kecelakaan terjadi. Saat itu Bambang mengabari jika akan pindah tugas ke Jawa. Pasalnya, sejak lulus dari Akmil, ia selalu tugas di luar Pulau Jawa.
"Dia telepon adiknya yang namanya Bimo ngomong kalau mau dipindahtugaskan di Jawa, tapi tempatnya mana di Jawa itu belum kelas. Belum sempat pindah ke Jawa malah ada kejadian ini," ucapnya.
Advertisement