Liputan6.com, Solo - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah langsung bergerak cepat menyusul kabar hasil tes lab pasien isolasi RSUDÂ dr Moewardi Solo yang meninggal menunjukkan positif virus Corona (Covid-19).
Terkait kabar tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau masyarakat Solo khususnya, dan Jawa tengah pada umumnya untuk tetap tenang.
"Dari kemarin kita sudah lebih dulu melakukan tracking-tracking kepada keluarganya, karena saya butuh bantuan dari masyarakat untuk membantu, siapa bertemu siapa jadi tidak usah takut," katanya di Solo, Jumat (13/3/2020).
Advertisement
Dirinya juga mengatakan, kepada siapa pun yang pernah bertemu dengan pasien tersebut dan berhubungan dengan keluarganya untuk segera melapor.
"Masyarakat tenang saja. Lapor saja baik-baik dan tertutup, saya akan edarkan hotline-nya meskipun di pusat sudah ada," ujarnya.
Adanya pasien positif Covid-19 yang meninggal, menyebabkan Ganjar membatalkan sejumlah agenda di Solo dan sekitarnya. Ia pun langsung kembali ke Semarang untuk segera melakukan konferensi pers.
Baca Juga
Sebelumnya diberitakan, juru bicara pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto, mengonfirmasi hasil lab pemeriksaan pasien suspect Covid-19 yang meninggal di RSUD Moewardi Solo menunjukkan hasil positif virus Corona Covid-19.Â
Pasien tersebut berjenis kelamin pria berusia 59 tahun. Namun, Yuri belum memastikan pasien meninggal positif virus Corona tersebut masuk di klaster mana.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi Solo sempat merawat dua pasien di ruang isolasi karena dikhawatirkan terpapar virus corona (Covid-19). Pasien tersebut mengeluh demam dan batuk setelah pulang dari kunjungan luar kota.
Humas RSUD dr Moewardi Solo, Eko Haryati mengatakan, dua pasien yang diisolasi itu merupakan warga Solo. Pasien tersebut mulai dirawat di ruang isolasi sejak Minggu malam, 8 Maret 2020.
"Satu pasien hasil rujukan dari rumah sakit lain. Kemudian yang satu datang sendiri diantar keluarganya," kata dia di RSUD dr Moewardi Solo, Senin, (9/3/2020).
Setelah itu, petugas medis langsung merawat pasien tersebut ke ruang isolasi karena mengeluhkan demam dan batuk setelah pulang dari bepergian luar kota. Meskipun hanya luar kota, hal itu tidak menjamin lantaran virus Corona telah masuk ke Indonesia.
"Mungkin sekarang karena sudah masuk ke Indonesia, sehingga tidak ada patokan bahwa setelah pergi dari luar negeri baru dilakukan isolasi. Pasien itu mengeluh demam setelah pergi dari luar proviisi terus suhu badannya mencapai 37,8 derajat Celsius," sebutnya kala itu.Â