Sukses

Status Medsos Pria Tewas di Polres Meranti Ungkap Rencana Penyerangan Polisi

Pria tewas di Polres Meranti karena mengamuk dan menyerang polisi diduga menaruh dendam karena ditilang sewaktu mengantarkan anak ke sekolah.

Liputan6.com, Pekanbaru - Pria tewas di Polres Kepulauan Meranti karena mengamuk dan menyerang polisi dengan badik bernama Abdul Hamid (AH). Sebelum kejadian, dia diduga menaruh dendam kepada polisi karena ditilang sewaktu mengantarkan anaknya ke sekolah.

Kemarahan ini diunggah AH di dinding Facebook sebelum kejadian pada Rabu petang, 11 Maret 2020. Ada kalimat mengancam kalau sepeda motor yang ditahan polisi tidak diantarkan ke rumahnya.

"Selamat pagi bapak Kapolres bersama bapak kepala Pol lantas. Mohon maaf yg sebesar2 ya tadi saya antar anak sekolah lupa bawak helem jadi saya suruh jalan kaki cari helem sekarg saya ber ada di jalan perjuangan gg Abdul Rahman belakang masjit tak wa" tulis AH.

"Saya mohon yg menahan motr saya tadi di suruh memalukan (mengantarkan) kerumah kalo sampe jm 10 tidak di kemblikan saya tebas leher ya kalo jumapa nanti jagan salah kan saya ya pak kalo prajurit bapak ber gelimpagan nantai saat ber rajia Sekali lg maaf," dia menambahkan.

Menurut Kabid Humas Polda Riau Komisaris Besar Sunarto, AH menulis status itu pukul 09.00 WIB. Sementara kejadian AH mengamuk di Polres dan menyerang petugas pada pukul 16.00 WIB.

"Akun pelaku penyerangan tersebut hanya bisa diakses oleh sesama temannya atau diprivasikan," kata Sunarto, Kamis malam, 12 Maret 2020.

Sunarto membantah personel Polres Meranti menilang korban ketika mengantar anak sekolah. Kepolisian disebut hanya memberikan teguran dan ditanggapi AH dengan emosi.

AH lalu meninggalkan sepeda motornya lengkap dengan kunci di pinggir jalan. Dan saat itu, tegas Sunarto, kepolisian tidak menggelar razia.

"Yang ada hanya pengamanan jalan di pagi hari demi kelancaran aktivitas masyarakat," tegas Sunarto.

Sebelum penyerangan terjadi, AH diduga mengadang beberapa pengendara sepeda motor di Jalan Insit, Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kepulauan Meranti. Sunarto menyebut perbuatan AH ini meresahkan warga sekitar.

Pada saat bersamaan, melintas seorang polisi yang ingin berobat melintas di jalan tersebut. Polisi tadi ikut diadang hingga akhirnya AH dibawa ke Mapolres Meranti untuk menghindari hal tak diinginkan.

2 dari 2 halaman

Masyarakat Meranti Tetap Tenang

Di Polres, AH meluapkan kekesalannya karena teringat persoalan tilang sepeda motor. Dia ingin sepeda motornya dikembalikan dan mengancam polisi jika tak menuruti permintaannya.

"Saat diinterogasi polisi, AH justru marah-marah hingga membuat laptop milik petugas terhempas," sebut Sunarto.

Tak hanya itu, tambah Sunarto, AH makin nekat sembari mengeluarkan senjata tajam jenis badik dari pinggangnya lalu menyerang petugas.

"Insiden itu terpaksa diredam polisi dengan cara melakukan tindakan tegas dan terukur hingga korban tersungkur dan tak bernyawa," sebut Sunarto.

Usai kejadian, masyarakat sekitar yang mendengar letusan senjata api di Mapolres datang. Mereka ingin tahu apa penyebab seorang warga ditembak.

Menurut Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi, kedatangan masyarakat ini wajar. Pihaknya lalu menjalin komunikasi dengan tokoh masyarakat hingga anggota DPRD Meranti.

"Alhamdulillah terjalin komunikasi baik, intinya menerima keadaan seperti ini. Kondisinya sudah dijelaskan, bukan karena hal lain," sebut Agung.

Agung mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kepulauan Meranti karena tetap menjaga keamanan dan ketertiban. "Bisa menjaga kondusivitas untuk memajukan Meranti bersama-sama," kata Agung.

 

Simak video pilihan berikut ini: