Liputan6.com, Sikka - Sebanyak enam pelajar SMAK Frateran Maumere (Smater) yang tiba dari Jepang setelah belajar selama delapan bulan di negeri Sakura tiba di Maumere Rabu, 11/3/2020 akan menjalani karantina rumah dan dipantau selama 14 hari oleh petugas medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mencegah virus Corona.
"Keenam pelajar itu dalam kondisi sehat walafiat namun akan menjalani masa pemantauan selama 14 hari ke depan. Sejak Rabu ( 11/3/2020) tiba di bandara Frans Seda Maumere Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), langsung disemprotkan desinfektan dan dicek kesehatannya oleh tenaga kesehatan dari Rumah Sakit TC Hillers Maumere dan Petugas Karantina Kesehatan Pelabuhan," kata Petrus Herlemus Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Jumat (13/3/2020) sore diruangan kerjanya.
Advertisement
Baca Juga
Menurut dia, sementara ini para siswa sehat dan tak ada indikasi terjangkit virus Corona. Karena memang sebelum kembali ke kabupaten Sikka mereka sudah melalui screening di Jepang saat berangkat. Pun saat tiba di Bandara Soekarno Hatta.
Tetapi, sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), keenam siswa ini tak bisa dilepas begitu saja tanpa pengawasan. Mereka tetap berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus Corona.
"Saat ini enam pelajar yang baru tiba dari Jepang itu dipulangkan ke rumahnya masing-masing, dan selama berada di rumah masing-masing mereka dilarang untuk keluar atau beraktivitas di luar rumah hingga tanggal 24 Maret 2020 terhitung dari tanggal 11 Maret saat mereka tiba di Kabupaten Sikka," ujarnya.
Ia juga menjelaskan, saat berada di rumah para siswa, petugas kesehatan tetap memantau dengan tidak mengenakan seragam kesehatan. Mereka menggunakan pakaian biasa sambil memantau kondisi kesehatan siswa yang dikhawatirkan tertular virus Corona.
Kondisi Terakhir 6 Pelajar Sikka
Jika dalam masa proses pemantauan itu ada perubahan dalam diri salah satu pelajar atau beberapa pelajar yang datang dari Jepang itu, kata dia, maka akan langsung ditangani.
Ia menjelaskan bahwa RSUD TC Hillers Maumere sudah disiapkan untuk menjadi tempat observasi bagi pasien terduga COVID-19 di mana dua ruangan juga sudah disiapkan dengan jumlah tempat tidur berjumlah empat unit.
Memasuki hari ketiga, tegas Petrus, kondisi keenam anak tersebut dalam keadaan sehat di mana petugas selalu memantau kesehatan mereka, berdasarkan laporan Kamis (12/3/2020) malam, kondisi kesehatan keenamnya tetap stabil.
Kepada masyarakat Kabupaten Sikka dirinya mengimbau agar tidak kuatir soal Corona karena pemerintah dan negara selalu hadir untuk melindungi masyarakatnya.
Semua langkah strategis dan tahapan proses tetap dilakukan secara maksimal. Saat ini keenam anak ini aman di rumah mereka. Namun, untuk membuktikan itu maka mereka harus dipantau selama 14 hari.
“Selama tiga hari ini tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan dan kondisi mereka wajar dan sehat. Tetapi kita tidak bisa katakan baru tiga hari kondisi mereka aman sebab setelah 14 hari dan dilakukan evaluasi baru keenamnya diperbolehkan berinteraksi dengan masyarakat termasuk bersekolah,” tegasnya.
Terpisah Sekretaris Dinas Kesehatan dr Clara Y. Francis, dihubungi melalui telpon seluler, Jumat (13/3/2020) mengaku ikut memantau keenam siswi ini saat tiba di Maumere menjelaskan, para pelajar itu tiba di Indonesia pada Senin (9/3/2020).
Namun keenam pelajar ini, tambah Clara, baru bisa berangkat ke Maumere menggunakan pesawat di hari Rabu (11/3/2020) siang sehingga setelah tiba di Bandara Frans Seda segala prosedur penanganan dilakukan.
“Proses pemeriksaan kesehatan terhadap keenam siswi ini sudah dilakukan sesuai dengan prosedur dan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan,” pungkasnya.
Advertisement