Liputan6.com, Aceh - Sabtu siang (14/3/2020), Liputan6.com mendatangi salah satu apotek di bilangan pertokoan jalan T. Iskandar, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh. Tujuannya untuk menanyakan apakah di apotek tersebut ada menjual masker atau tidak pascagencarnya pemberitaan terkait virus Corona atau Covid-19.
Jawabannya sudah dapat dipastikan. Dari mulut pintu apotek terlihat pemberitahuan "masker habis" yang ditulis di atas lipatan kertas karton di atas etalase.
Sudah satu pekan ini apotek tersebut kehabisan stok masker. Hal yang sama berlaku hampir di sebagian besar apotek yang ada di provinsi paling barat ini, usai merebaknya virus Corona.
Advertisement
"Kami tidak tahu, soalnya memang dari sananya habis stok," jawab apoteker.
Baca Juga
Selain masker, yang paling diburu saat ini adalah hand sanitizer. Kedua benda tersebut menjadi barang yang langka.
Warga Kota Banda Aceh kelahiran Kabupaten Pidie Jaya, Nasrijal, mengaku terpaksa membeli kain penutup wajah terutama bagian mulut sampai leher yang sering dipakai saat bersepeda motor sebagai pengganti masker. Ia juga selalu membawa cairan alkohol yang disimpan di dalam botol kosmetik dan selalu dibawa ke mana pun pergi.
Pengakuan Nasrijal, selain apotek, dirinya sudah mendatangi seluruh swalayan Kecamatan Ulee Kareng untuk mengecek ketersediaan masker dan hand sanitizer. Hasilnya nihil.
"Mestinya Pemerintah Aceh sudah bisa menyerukan wajib masker, mengingat masker jadi hal penting, tidak hanya bagi si pemakai tapi orang lain. Selain itu, juga menyediakan hand sanitizer di tempat-tempat publik," ujar Nasrijal.
Pantauan Liputan6.com, aktivitas di sekitaran Kota Banda Aceh masih seperti biasa pasca merebaknya berita soal sejumlah orang dirawat di RSU Zainoel Abidin dicurigai terinfeksi virus Corona baru. Dari sepuluh yang dirawat, saat itu delapan di antaranya negatif.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Pemerintah Tak Bisa Berbuat Banyak Atasi Kelangkaan Masker
Dua lagi masuk daftar pasien dalam pemantauan (PDP). Hasil pemeriksaan spesimen di Balitbang Kesehatan Jakarta menyatakan bahwa kedua warga yang baru pulang dari umrah dan Thailand itu ternyata negatif dan sudah boleh diizinkan pulang.
Di jalan-jalan, hanya beberapa pengendara sepeda motor saja yang terlihat mengenakan masker. Liputan6.com juga sudah mengonfirmasi tidak tercatat lokasi wisata atau pusat keramaian yang dikunci dari kunjungan publik (lockdown).
Koordinator Posko Covid-19 untuk provinsi Aceh, dr. Edrin, mengatakan bahwa otoritas terkait saat ini tidak bisa berbuat banyak terkait dengan fenomena permintaan masker membludak. Otoritas terkait tidak membagi-bagikan masker gratis karena akan menimbulkan lonjakan permintaan dari masyarakat.
"Dinas Kesehatan memang tidak menyediakan masker, karena semua akan minta, karena stok kami terbatas," jawab Edrin, kepada Liputan6.com, Sabtu sore.
Hal paling penting, kata Edrin, masyarakat menjaga pola hidup sehat. Untuk pencegahan, salah satunya dengan membiasakan diri mencuci tangan terlebih dahulu sebelum dan sesudah melakukan sesuatu.
Mencuci tangan dengan cairan alkohol sebagai pengganti hand sanitizer diperbolehkan menurut Edrin. Terutama yang kadar alkoholnya 70 persen.
Cairan alkohol sering digunakan sebagai antiseptik, pembersih luka dan alat medis. Digadang-gadang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Advertisement