Sukses

Tangkal Corona, Apakah Warung Kopi di Aceh akan Ditutup?

Sebagai langkah pencegahan dini dalam menekan angka sebaran kasus Covid-19, sejumlah daerah termasuk Aceh mengambil sikap untuk meliburkan pelbagai kegiatan yang berkaitan dengan keramaian, termasuk warung kopi, kah? Simak beritanya:

Liputan6.com, Aceh - Sebagai langkah pencegahan dini dalam menekan angka sebaran kasus Covid-19, sejumlah daerah termasuk Aceh mengambil sikap untuk meliburkan pelbagai kegiatan yang berkaitan keramaian. Salah satunya sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmad Fitri, mengatakan, sekolah diliburkan selama dua pekan ke depan, terhitung 16-29 Maret. Ini berlaku mulai tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat.

Langkah tersebut juga menindaklanjuti Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020, tentang gugusan tugas percepatan penanganan Covid-19. Hal ini sejalan dengan salah satu rekomendasi World Health Organization (WHO) yang secara khusus menyorot perkembangan kasus virus Corona baru di Indonesia.

Berlaku sejak hari yang sama, Pemerintah Kota Banda Aceh mengambil sikap menutup tempat-tempat wisata dari kunjungan publik. Antara lain PLTD Apung, Kapal di Atas Rumah di Lampulo, Museum Tsunami, kawasan wisata bahari, serta taman-taman yang sering dikunjungi publik di kota madya tersebut.

Lantas, bagaimana dengan warung kopi? Seperti diketahui, Aceh, khususnya Kota Banda Aceh, merupakan kawasan dengan sejuta warung kopi. Mungkinkah jadi persemaian baru covid-19 corona.

Simak Video Pilihan Berikut

2 dari 2 halaman

Potensi?

Minum kopi dapat dikatakan menjadi ritual penting disela-sela aktivitas masyarakat provinsi paling barat itu. Sementara itu, sebagai tempat berkumpul dan berinteraksi orang ramai, mengunjungi warung kopi mungkin dianggap riskan oleh sebagian orang.

Pantauan Liputan6.com, hingga Senin, sejumlah warung kopi di Aceh tidak mengalami penurunan angka pengunjung yang signifikan. Salah satunya warung kopi di Kecamatan Kuta Alam.

Kasi Penyakit Menular Dinas Kesehatan Aceh, dr. Irman, tidak menampik jika tempat-tempat seperti warung kopi berpotensi jadi tempat persinggungan antara orang yang terinfeksi dan tidak. Ruang publik memang rentan mempermudah penyebaran virus tersebut.

"Iya, betul, tapi, kita, kan belum ada kasus positif. Kalau sudah kasus konfirmasi positif, itu baru kita bahas. Maka, langkah awal gubernur, meliburkan dulu sekolah-sekolah," jawab Irman, dihubungi Liputan6.com, Senin.

Seperti diberitakan, baru-baru ini sejumlah orang dirawat di RSU Zainoel Abidin dicurigai terinfeksi virus Corona baru. Dari sepuluh yang dirawat, saat itu delapan di antaranya negatif.

Dua lagi masuk daftar pasien dalam pemantauan (PDP). Hasil pemeriksaan spesimen di Balitbang Kesehatan Jakarta, kedua warga yang baru pulang dari umrah dan Thailand itu ternyata juga negatif dan sudah diizinkan pulang.