Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Wakil Gubernur Jawa Tengah, Tak Yasin Maemoen dan Ketua Gugus Tugas atau tim pelaksana tanggap Corona Jateng, Heru Setiadi, saat ini tengah menyusun rencana aksi menghadapi penyebaran virus corona atau Covid-19.Â
Ganjar juga dibantu oleh 11 pakar kedokteran lain, seperti ahli virus, epidemolog, dokter gizi, klinisi sampai ahli paru-paru. "Saat ini kami sedang mencari solusi yang tepat. Saya ingin, kita dapat melawan virus ini. Jangan ngumpet," kata Ganjar, Kamis (19/3).Â
Virus itu, kata Ganjar, seperti tentara Belanja yang dulu menyerbu Tanah Air dengan senjata lengkap sampai meriam. Sementara Indonesia hanya punya bambu runcing. Bersembunyi pun, jika tidak ada kekompakan hanya akan menjadi bom waktu.
Advertisement
"Sekarang yang kita butuhkan adalah baju anti peluru. Untuk menghadapi virus Corona ini, baju Anti pelurunya apa? Kondisi tubuh yang fit," kata Ganjar.
Masyarakat Harus Terdukasi
Untuk mengeantisipasi penyebaran Covid-19, diperlukan data valid penyebarannya di Jawa Tengah. Berkaitan dengan hal itu, selain menyiapkan berbagai kanal, Ganjar juga meminta para pakar untuk berkomunikasi intens dengan Dinas Kesehatan Jateng.
"Mereka butuh data dan transparansi, menyiapkan siapa dirawat di mana. Akan kami kembangkan minimal sampai desa atau kelurahan mana. Apakah masyarakat siap untuk mengisolasi diri? Nah, masyarakat mesti teredukasi dengan baik," katanya.
Agar edukasi kepada masyarakat tersebut berjalan efektif, Ganjar bakal menggandeng bupati dan wali kota untuk bergerak serentak. Nantinya mereka bisa menggerakkan kepala desa sampai tingkat RT.
"Kalau kita mau menggerakkan masyarakat saya meminta pakar. Saya juga menggandeng dokter yang akan menerjunkan relawan," katanya.
Advertisement
Covid-19 Seribu Mutasi
Ungkapan yang disampaikan Ganjar itu dibenarkan oleh Evi, Pakar Virus dari Universitas Diponegoro Semarang. Menurutnya sampai saat ini perkembangan Covid-19 sangat cepat dan belum ada satupun vaksin penangkal.
Itu karena satu virus tersebut bisa membuat seribu mutasi. Selain itu, virus ini juga bisa berubah 'sikap' kalau dibiarkan berkembang di masyarakat. Bisa melunak atau mengganas.
"Covid-19 ini menyerang saluran pernafasan atas. Kalau saluran pernafasan atas yang diserang, maka virus ini bisa keluar dengan hanya bersin, batuk atau bahkan hanya dengan bicara. Beda denga SARS. Kalau SARS harus dengan batuk. Jadi Covid-19Â ini lebih mudah menular. Tapi kebanyakan orang tidak sadar telah menularkan," katanya.
Evi menyarankan, agar pemerintah mengedepankan langkah promotif dalam penangkalan. Pertama dengan memperkuat daya tahan tubuh dan menerapkan pola hidup sehat.
Langkah selanjutnya dengan membunuh virus tersebut yang menempel di luar tubuh. Evi merekomendasikan agar masyarakat menjaga kebersihan hingga rajin olahraga.
"Cara membunuh virus itu setidaknya dengan dua cara itu. Untuk yang poin kedua, artinya kita bunuh sebelum masuk atau bahkan menempel di tubuh kita. Caranya? Sering cuci tangan dan mengelap benda-benda yang dicurigai telah terjadi kontak dengan korban positif menggunakan alkohol atau air sabun," katanya.
Langkah promotif selain menjaga daya tahan tubuh dan menerapkan hidup sehat adalah dengan mengonsumsi makanan yang seimbang.
Menurut Dokter Elisa, yang merupakan seorang Dokter Gizi, makanan seimbang tersebut tercermin dalam tumpeng seimbang. Dimulai dari olahraga, mengonsumsi karbohidrat, protein, buah dan sayuran, serta mencukupi konsumsi gula dan garam.
Â
(*)