Liputan6.com, Banyumas - Indonesia berstatus pandemi virus Corona atau Covid-19. Tiap daerah menerapkan standar pengamanan kesehatan tinggi, termasuk di Banyumas, Jawa Tengah.
Tim gabungan Kabupaten Banyumas menskrining atau memeriksa kesehatan penumpang angkutan umum di empat perbatasan jalur utama untuk mencegah mewabahnya virus Corona atau Covid-19 ini.
Advertisement
Baca Juga
Tim gabungan terdiri dari petugas Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Polri, TNI dan relawan, dalam hal ini Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas, Agus Noor Hadi mengatakan skrining dilakukan mulai Kamis (19/3/2020) hingga 31 Maret 2020 mendatang. Akan tetapi, masa skrining bisa diperpanjang mempertimbangkan kondisi pandemi Covid-19.
“Skrining ya. Untuk memantau orang yang mau masuk ke Banyumas. Terhadap kemungkinan dia membawa potensi virus Corona,” ucapnya, melalui sambungan telepon.
Skrining dilakukan dengan memperiksa suhu tubuh penumpang menggunakan thermal scanner di seluruh angkutan umum, termasuk travel. Sementara ini ada empat perbatasan yang dijaga petugas gabungan.
4 Perbatasan Minus Banyumas-Cilacap
Empat perbatasan itu yakni perbatasan Banyumas dengan Kebumen di timur, perbatasan Banyumas-Purbalingga di sisi timur utara, perbatasan Banyumas dengan Cilacap di sisi barat dan perbatasan Banyumas dengan Brebes di sisi barat utara.
“Ada empat perbatasan, perbatasan timur ada dua, timur dan timur utara, di Tambak, perbatasan dengan Kebumen, di Jompo, di Pekuncen dan di Lumbir,” ucapnya.
Agus mengakui, belum semua perbatasan terjaga. Salah satunya yakni perbatasan ke Cilacap di sisi selatan yang punya empat ruas jalur. Pasalnya, tim terkendala pengadaan thermal scanner. Akan tetapi, dia pun menegaskan dalam waktu dekat perbatasan-perbatasan itu akan dijaga.
Pada penjagaan hari pertama , belum terpantau satu pun penumpang yang terindikasi terpapar virus Corona. Dari pemeriksaan sejak pukul 08.00 WIB, semua penumpang dalam keadaan sehat.
Jika ditemukan penumpang dengan gejala demam, batuk, pilek, atau sesak napas, maka penumpang tersebut akan langsung diperiksa oleh petugas dan dikirim ke Faskes yang sudah ditunjuk.
Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, Sadiyanto mengatakan Pemerintah Kabupaten Banyumas menyiapkan 12 rumah sakit untuk penanganan virus Corona atau Covid-19.
Advertisement
Pandemi Covid-19, Banyumas Siapkan 12 RS
12 rumah sakit itu terdiri dari empat rumah sakit negeri dan delapan rumah sakit swasta. Rumah sakit tersebut tersebar di seluruh Banyumas, namun lebih terkonsentrasi di Purwokerto.
Menyikapi pandemi Coronavirus, selain RSUD Margono dan RSUD Banyumas, yang terlebih dahulu sudah ditunjuk sebagai rujukan Covid-19 pemerintah telah menunjuk satu rumah sakit tambahan untuk penanganan virus Corona, yakni RS DKT. Kemudian Bupati Banyumas juga memutuskan untuk menggunakan RSUD Ajibarang sebagai RS penanganan Covid-19.
“Kita sudah menginventarisir, rumah sakit-rumah sakit yang lainnya. Sekarang kan sudah tambah satu, rumah sakitnya. Sekarang kan yang sudah ditunjuk tambah satu Rumah Sakit DKT. Kemudian Pak Bupati menambah, menunjuk RSUD Ajibarang,” katanya.
Selain itu, kata dia, Pemkab juga telah berkoordinasi dengan delapan RS swasta untuk mempersiapkan diri, jika situasi memburuk. Delapan RS swasta tersebut minimal tipe C.
“Jadi ada empat rumah sakit. Apabila situasinya terus tidak membaik, kita sudah menginventarisir delapan rumah sakit swasta, Mas. Ada delapan rumah sakit tipe C di Banyumas, dan kita sudah berkoordinasi kemarin,” ujarnya.
Sadiyanto mengungkapkan, saat ini di Banyumas ada sebanyak 217 orang dalam pantauan (ODP). Mereka dipantau lantaran baru bepergian dari luar daerah atau dari negara-negara outbreak. Dari jumlah itu, ada lima yang dirawat di RS.
Dari lima orang tersebut dua di antaranya Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Coronavirus. Akan tetapi, hingga saat ini tak ada warga Banyumas yang positif Covid-19.
Simak video pilihan berikut ini: