Sukses

Saat Mantan Teroris Bagi-Bagi Masker Demi Cegah Virus Corona di Solo

Sejumlah mantan narapidana terorisme yang tergabung dalam Yayasan Gema Salam membagikan masker gratis kepada pengguna jalan di Solo.

Liputan6.com, Solo - Sejumlah mantan narapidana terorisme (napiter) yang tergabung dalam Yayasan Gema Salam menggelar aksi peduli dengan membagikan ratusan masker kepada pengguna jalan di Solo. Aksi itu dilakukan untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran virus corona Covid-19 yang sedang merebak.

Aksi bagi-bagi masker itu dipimpin oleh Joko Tri Hatmanto alias Jack Harun yang pernah terlibat dalam kasus terorisme perakitan bom Bali I. Selain Jack Harun, pembagian masker ini juga diikuti para mantan napiter lainnya yang terlibat dalam sejumlah kasus terorisme di Tanah Air.

Para pengguna jalan terlihat antusias dengan aksi bagi-bagi masker gratis itu. Jack Harun dan eks napiter lainnya terlihat sibuk melayani permintaan masker para pengguna jalan yang sedang melintas di kawasan Gladak, Solo.

Mereka menggelar aksi tersebut tidak hanya di Solo, sebelumnya para eks napiter yang tergabung dalam Yayasan Gema Salam itu juga menggelar aksi serupa di kawasan lampu merah The Park, Solo Baru, Sukoharjo.

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Dukung Program Pemerintah

Jack Harun mengatakan aksi pembagian masker itu hasil kerjasama para eks napiter di Yayasan Gema Salam dengan Han Figthing Academy. Pembagian masker gratis itu dilakukan di dua titik, yaitu di Solo Baru dan Gladak.

"Ada sekitar 600 masker yang dibagikan. Tapi ke depan kita rencana untuk kembali melakukan aksi peduli ini," kata dia di sela-sela aksi di Gladak, Solo, Jumat, 27 Maret 2020.

Menurut Jack Harun, aksi tersebut sebagai bukti kepedulian para eks napiter untuk ikut mendukung program pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona di Jawa Tengah. Selain itu, aksi tersebut juga untuk menunjukkan bahwa para eks teroris itu tidak seperti yang dibayangkan oleh masyarakat selama ini.

"Sebagai bukti kami sudah mendukung program pemerintah dan kami ingin mengembalikan stigma yang buruk di kami. Kami juga berharap masyarakat mengenal kami yang dulu terorisme, sekarang sudah kembali ke masyarakat," ujarnya.