Liputan6.com, Samarinda - Produksi jamu terus dilakukan secara mandiri dengan cara tradisional di tengah pandemi Virus Corona Covid-19. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Timur (Kaltim) salah satu penggagas produksi jamu secara massal.
Ketua IDI Kaltim dr Nataniel Tandirogang menjelaskan, jamu yang dibuat merupakan ramuan dari bahan rempah-rempah yang diolah sehingga menghasilkan minuman. Hasil olahan kemudian dikemas ke dalam botol untuk dibagikan kepada tenaga medis dan masyarakat luas.
“Jamu ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga kami berinisiatif membuatnya,” kata Nataniel, Sabtu (28/3/2020).
Advertisement
Baca Juga
Untuk bahan, Nataniel menyebut jamu yang dibikin berbahan dasar daun kelor, meniran, kunyit, jahe, sambiloto dan madu kelulut. Bahan-bahan ini disebut mampu meningkatkan imun tubuh terhadap serangan virus.
Untuk peracikan, IDI Kaltim mengolahnya di Laboratorium Farmasi Universitas Mulawarman. Untuk sementara, jumlah yang diproduksi masih terbatas sebelum uji coba khasiat dilakukan.
“Uji coba akan diberikan kepada orang dalam kondisi sehat, kemudian kita mengetahui cita rasa, efek samping seperti alergi yang ditimbulkan,” paparnya.
Proses uji coba membutuhkan waktu tiga hari. Jika berhasil, maka IDI Kaltim akan memproduksi lebih banyak.
“Karena masih berproduksi skala lokal, kita akan berikan ke tenaga medis dan masyarakat di Kota Samarinda,” kata Nataniel.
Sebagai tahap awal, sebanyak 1.000 liter jamu akan diproduksi. Warga yang minum jamu, kata Nataniel, harus memastikan tidak alergi dari salah satu bahan jamu.
“Dianjurkan minum dua hari sekali,” katanya.
Dia mengingatkan, jamu ini bukan untuk menyembuhkan pasien terjangkit Virus Corona Covid-19. Hanya meningkat imun atau daya tahan tubuh terhadap serangan virus.
“Agar virus tidak mudah masuk ke dalam tubuh,” pungkasnya.
Donasi Untuk IDI Kaltim
Kepedulian terhadap tenaga medis ditunjukkan masyarakat di Kaltim. Berbagai organisai, komunitas, hingga perorangan berlomba membantu petugas medis semampunya.
Seperti Forum Himpunan Pokja 30, sebuah lembaga swadaya masyarakat di Kaltim yang membuka rekening donasi. Tak hanya itu, lembaga ini juga membuka donasi Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas medis.
“Kita ingin menunjukkan kalau para tenaga medis itu tidak berjuang sendiri. Kami yang bekerja dari rumah berusaha memberikan perhatian,” kata Koordinator Pokja 30, Buyung Marajo.
Saat ini donasi yang terkumpul dan diserahkan ke IDI Kaltim mencapai Rp 8.435.166. Dana yang terkumpul langsung ditransfer ke rekening milik IDI Kaltim.
“Sebagai bentuk solidaritas kita semua untuk ambil bagian melawan pandemi ini. Siapa yang lebih berkompeten? Tentu saja paramedis,” kata Buyung.
Dana yang diserahkan bisa digunakan oleh IDI Kaltim untuk keperluan tenaga medis maupun masyarakat lain yang membutuhkan. Salah satu informasi yang diterima Pokja 30 adalah pembuatan jamu yang digalang organisasi profesi dokter itu.
“Ketua IDI Kaltim berjanji akan transparan melaporkan penggunaan dana mereka. Kita berharap masyarakat juga ikut membantu sebagai wujud kebersamaan mengatasi wabah ini,” ujarnya.
Pokja 30 juga sudah menerima donasi masker N95 yang sangat dibutuhkan tenaga medis untuk pasien isolasi. Diharapkan donasi APD bisa lebih banyak karena stok untuk tenaga medis masih terbatas.
Simak juga video pilihan berikut:
Advertisement