Sukses

Perubahan Gaya Hidup Warga Cirebon Sejak Pandemi Covid-19 Tekan Konsumsi BBM

Imbas penetapan physical distancing dengan bekerja dan belajar hingga beribadah di rumah berdampak kepada konsumsi BBM di masyarakat yang tercatat menurun.

Liputan6.com, Cirebon - Penetapan physical distancing dengan bekerja dan sekolah dari rumah untuk memutus mata rantai penularan covid-19 berimbas terhadap berbagai sektor.

Salah satunya, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning). Unit Manajer Communication & CSR Pertamina MOR III Dewi Sri Utami mengatakan, ada perubahan daya beli BBM di masyarakat.

Dia menyebutkan, penurunan konsumsi selama dua pekan terakhir saat pemerintah mengeluarkan kebijakan belajar dan bekerja dari rumah. Penurunan konsumsi BBM selama dua minggu terakhir mencapai 47 persen.

"Untuk gasoline seperti Pertamax series Pertalite sampai pertamax turbo turun 26 persen. Sementara untuk gasoil seperti Dex Series, Dexlite dan Pertamina Dex turun 21 persen," kata dia, Selasa (31/3/2020).

Kendati demikian, Dewi mengatakan penyaluran konsumsi BBM di Jawa Barat tetap berjalan normal. Dewi memastikan kesiapan pasoksn BBM dan LPG di wilayah kerjanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar di masyarakat, Pertamina berkoordinasi dengan pemerintah baik di pusat maupun daerah. Selain itu, upaya sterilisasi SPBU dilakukan secara bertahap.

"Kami juga menggandeng Hiswana Migas dalam melakukan mitigasi kepada petugas di lapangan salah satunya di SPBU," ujar dia.

Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa area operasi Pertamina higienis dan telah steril dari bakteri, kuman, dan virus.

Selain itu, penyemprotan juga dilakukan dalam rangka membantu kenyamanan masyarakat memanfaatkan fasilitas yang ada di SPBU.

Meski kebijakan bekerja dan belajar dari rumah diperpanjang, Pertamina memastikan akan tetap beroperasi di wilayah Jawa Barat. Pada kesempatan tersebut, Pertamina Mor III membuka layanan antar untuk pembelian BBM dan LPG non subsidi.

"Pesanan akan diantar langsung oleh petugas dan kami juga menjaga keamanan dari sisi petugas, di mana petugas pengantar akan dilengkapi dengan masker dan sarung tangan untuk menjaga kebersihan dirinya," tambah Dewi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Pasokan LPG

Sementara itu, tingkat konsumsi LPG nonsubsidi di wilayah kerja MOR III tercatat meningkat signifikan. Tercatat terjadi peningkatan konsumsi LPG non subsidi di Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) sebesar 23 persen.

Produk LPG non subsisi tersebut seperti bright gas 5,5 kg, dan 12 kg. Pembatasan mobilisasi keluar rumah berimbas kepada tingginya aktivitas di dalam rumah.

"Jadi lebih sering memasak dan ini mendongkrak kebutuhan gas LPG non subsidi. Kami tetap siaga melayani kebutuhan masyarakat," ujar Dewi.

Melihat tingginya konsumsi LPG Non Subsidi di Ciayumajakunig, Pertamina gencar meningkatkan layanan pesan antar melalui call center 135.

Produk LPG akan diantar dari pangkalan atau agen terdekat ke rumah sesuai pesanan. Sementara itu, peningkatan konsumsi juga terjadi pada LPG subsidi 3 kg di wilayah Ciayumajakuning.

"Tercatat pada periode yang sama yakni awal Maret hingga 23 Maret 2020 mengalami kenaikan sebesar tiga persen, dibandingkan konsumsi rata-rata bulan Januari dan Februari," ujar dia.

Dewi menjelaskan, Pertamina MoR III akan menambah pasoken fakultatif LPG Subsisi 3 kg secara bertahap. Pasokan fakultatif dilaksanakan di Kota dan Kabupaten Cirebon serta Kabupaten Kuningan masing-masing hingga 50 persen dari hari normal.

"Penambahan pasokan ini untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan permintaan dari masyarakat namun bertahap. Pertamina juga terus memastikan kesediaan produk di agen dan pangkalan LPG, sebagai penyalur resmi Pertamina," ujarnya.

Dewi menyebutkan, terdapat 97 agen dan 5.890 pangkalan LPG PSO yang tersebar di wilayah Ciayumajakuning.