Liputan6.com, Padang - Wali Kota Padang Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah mengaku kecewa kepada maskapai yang tidak mengurangi jadwal penerbangan di tengah pandemi Corona Covid-19. Dia menilai maskapai itu tidak mendukung upaya pemerintah pusat dan daerah dalam mencegah penyebaran virus corona Covid-19 dengan menekan mobilisasi warga.
"Di tengah merebaknya wabah virus corona, maskapai itu justru menurunkan harga tiket yang menyebabkan para perantau berbondong-bondong pulang kampung," katanya kepada Liputan6.com, Rabu (1/3/2020).
Menurutnya, bukan hanya tiket murah, dia melanjutkan maskapai itu juga tidak membatasi penerbangan sehingga semakin banyak perantau pulang ke Kota Padang atau daerah lainnya di Sumbar.
Advertisement
Mahyeldi menilai kebijakan yang diambil maskapai ini seolah-olah mengambil keuntungan dari musibah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini.
"Bagimana tidak, harga tiket yang semula dijual sekitar Rp800 ribu sekarang berkisar Rp500 ribu," ujarnya.
Wali kota menuding hal itu mengambil keuntungan dalam kesempitan, seharusnya seluruh maskapai membatasi penerbangan dan menetapkan harga semula untuk mendukung pemerintah menagani virus corona Covid-19.
"Masih banyak daerah yang berjibaku menghadapi dan mencegah virus corona agar tidak semakin berkembang," sebutnya.
Baca Juga
Ia berharap Kementerian Perhubungan memberikan teguran kepada maskapai yang tidak melakukan pembatasan penerbangan. Pasalnya, usaha-usaha yang telah dilakukan Pemerintah Kota Padang maupun Pemerintah Sumatera Barat dalam mengatasi penyebaran Covid-19 akan tidak ada artinya.
Selain itu, wali kota mengimbau organisasi perantau minang agar mengimbau perantau tetap di rantau sementara waktu, sebab jika memaksakan pulang ke kampung halaman akan menimbulkan efek yang tidak baik.
"Kepada perantau kami mengimbau untuk menahan diri sampai kondisi benar-benar kondusif," katanya menambahkan.
Berdasarkan data per 31 Maret 2020 yang dikeluarkan gugus tugas penanganan virus corona Covid-19 di Sumbar, saat ini jumlah pasien terjangkit positif sebanyak 11 orang.
Dari 11 orang itu 6 di antaranya dirawat di RSUP M Djamil Padang dan RS Ahmad Muchtar Bukittinggi, 4 lainnya isolasi di rumah masing-masing, dan 1 orang meninggal pada Sabtu 28 Maret 2020.
Kemudian jumlah Pasien Dalam Pemantauan (PDP) saat ini sebanyak 51 orang, 15 di antaranya dirawat dan 36 lainnya dinyatakan negatif.
Selanjutnya Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus corona Covid-19 bertambah dari satu hari sebelumnya berjumlah 1.898 orang menjadi 2.168 orang.
Dari 2.168 ODP virus corona Covid-19, 1.782 di antaranya masih dalm proses pemantauan dan 386 orang lainnya sudah melewati masa pantau 14 hari.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Sanggahan Lion Air
Sementara itu, Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (1/4/2020) mengatakan, soal harga tiket, pihaknya mengklaim masih menjual tiket sesuai dengan aturan pemerintah, yaitu tidak melebihi tarif batas atas dan batas bawah.
Mengenai dampak Covid-19, Lion Air Group akan terus dan masih memantau perkembangan hari per hari dari situasi terkini.
"Terkait kebijakan strategis menghadapi situasi dan kondisi saat ini, yang terjadi masih dibahas oleh manajemen internal," katanya.
Danang juga mengatakan, fokus Lion Air Group saat ini adalah memastikan seluruh awak pesawat, staf, dan penumpang (tamu) yang menggunakan jasa Lion Air Group aman, dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan.
Advertisement