Sukses

Kisah Relawan Jabar Semangat Melawan Corona atas Restu Orangtua

Achmad Faisal Fadhil (22), tidak bisa berdiam diri saat melihat upaya pemerintah menanggulangi virus Corona Covid-19.

Liputan6.com, Bandung - Achmad Faisal Fadhil (22), tidak bisa berdiam diri saat melihat upaya pemerintah menanggulangi virus Corona. Pemuda itu terpanggil menjadi relawan dan mendaftarkan diri di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar.

Mahasiswa semester akhir yang tinggal Cimahi Selatan ini sebenarnya sedang menunggu jadwal wisudanya. Namun, Fadhil yang tergerak hatinya memilih bergabung menjadi relawan.

"Saya daftar relawan kemarin (31/3). Awalnya lihat postingan Pak Ridwan Kamil. Ini kesempatan besar buat saya untuk membantu pemerintah," kata Fadhil, Rabu (1/4/2020).

Ia menuturkan, setelah mendapat penjelasan bahwa Pemerintah Jabar butuh banyak data, tindakan medis, dan bantuan berupa materi maupun tenaga, dirinya merasa pantas untuk ikut menyumbangkan tenaga.

"Karena saya belum punya banyak materi yang bisa diberikan. Saya bisa memberikan bantuan berupa tenaga," ucapnya.

Fadhil sendiri memilih formasi relawan nonmedis sebagai runner. Tugasnya membantu menjembatani pemenuhan kebutuhan di lapangan saat pelaksanaan tes masif Covid-19 di Jabar.

Perlengkapan untuk menjadi runner berupa laptop dan gawai dengan koneksi internet pun tak sulit untuk ia penuhi. Selain itu, syarat usia 18-35 tahun, sehat dan tidak punya riwayat penyakit paru atau kronis lain, tidak merokok, serta memiliki SIM dan bisa mengendarai kendaraan bermotor juga sudah dipenuhinya.

"Awalnya saya pilih media dan publikasi, tapi kekurangan saya tidak punya kamera. Jadi saya pilih runner, karena pemerintah butuh data seperti kondisi orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP) melalui rapid test," ujarnya.

 

Simak video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Ribuan Orang Berperang Lawan Corona

Sebagai runner, Fadhil berharap dapat membantu jalannya rapid test secara tepat dan cepat. Hal itu dilakukan agar data-data yang dikumpulkan bisa menjadi persiapan Pemprov Jabar dalam membuat keputusan.

Fadhil tak sendiri. Ia bersama empat orang lainnya resmi bertugas sebagai relawan nonmedis runner di tes masif bagi klaster GBI Lembang yang digelar di Kota Bandung.

"Di hari pertama ini, sudah ada penempatan kerja sebagai runner untuk membantu beberapa bagian seperti scan barcode atau suhu, pencatatan administrasi, pengambilan dan pemanggilan nomor antre, hingga sosialisasi apa yang dilakukan setelah rapid test," katanya.

Kesan pertama menjalani hari sebagai relawan ia rasa cukup menegangkan. Selain itu, orangtuanya juga khawatir.

"Tapi kami diberi masker dan sarung tangan, itu sudah cukup karena APD hanya untuk tenaga medis. Kami bekerja secara aktif dan tidak ada kendala," ucapnya.

Fadhil pun berjanji akan mengajak teman-temannya untuk bergabung menjadi relawan Covid-19 di Jabar. Menurutnya, tindakan ini walau tidak besar, tapi bisa memberikan bantuan dan memperlancar pelaksanaan rapid test oleh pemerintah.

"Mohon doanya juga untuk kami para relawan nonmedis maupun medis. Semoga tetap diberikan keselamatan dan kesehatan, sehingga saat dibutuhkan bantuan kami selalu siap membantu," kata Fadhil.

Fadhil sebenarnya tidak sendiri. Ada sekitar 1.300 relawan yang terpanggil untuk memerangi Corona.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Jawa Barat Setiaji mengatakan, ribuan orang yang mendaftarkan diri untuk menjadi relawan untuk penanganan virus Corona itu mendaftar melalui aplikasi Pikobar sejak 30 Maret lalu.

"Dan hari ini kami sudah menugaskan beberapa orang relawan medis dan nonmedis yang sudah terpilih untuk membantu kelangsungan kegiatan tes masif di Bandung," kata Setiaji.

Dalam menangani virus corona ini, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) Jabar melalui Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat terus berupaya memberikan bantuan alat pelindung diri (APD), ventilator, hingga test kit bagi rumah sakit utama rujukan Covid-19 di Jabar.