Liputan6.com, Banyumas - Peristiwa penolakan pemakaman jenazah pasien virus Corona Covid-19 mengharu biru Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dua hari terakhir ini. Terkini, jenazah sudah dimakamkan di sebuah desa.
Atas insiden itu, Bupati Banyumas, Achmad Husein meminta maaf. Dia bilang penyebab penolakan itu salah satunya disebabkan kurangnya sosialisasi dan edukasi terkait Covid-19.
“Tetapi, saya juga memohon masyarakat juga harus mengerti, bahwa bahaya penularan itu, jauh lebih besar bersumber orang hidup. Dibanding orang mati,” ucap bupati, melalui tayangan video, Rabu malam, 1 Maret 2020.
Advertisement
Baca Juga
Dia menjelaskan, dalam kondisi hidup seseorang yang terjangkit virus Corona Covid-19 lebih riskan menularkan kepada orang lainnya. Pasalnya, interaksi masih terjadi.
Hal itu berbeda dari pasien Covid-19 yang sudah meninggal dunia. Karenanya, ia menyebut bahwa risiko penularan orang hidup lebih rentan terjadi dibanding orang yang sudah meninggal dunia.
“Sebab, orang hidup itu bisa bicara, bisa batuk dan bisa bersin. Orang mati itu tidak bisa. Padahal, sumber penularan itu,” ucapnya.
Dia juga menjelaskan, secara keilmuan, virus akan mati seturut meninggalnya seseorang. Waktunya, berjangka antara tujuh hingga delapan jam.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Penjelasan IDI Banyumas Soal Jenazah Pasien Corona Covid-19
Karenanya, ia menyebut bahwa jenazah tidak membawa virus Corona Covid-19. Terlebih, jenazah telah dirawat sesuai dengan standar penanganan Covid-19.
Ketua IDI Kabupaten Banyumas, yang juga Ketua III Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Banyumas, Noegroho Harbani menerangkan virus hanya bisa tumbuh dan berkembang di sel hidup. Begitu sel yang ke host-nya mati, tidak ada metabolisme dan proses replikasi lagi.
"Ya, virusnya ikut mati," ucapnya, seperti tertulis dalam stiker sosialiasi dan sudah dikonfirmasi, Rabu malam.
Selain itu, pemakaman jenazah pasien virus Corona Covid-19 juga sudah dilakukan dengan SOP yang ketat. Yakni, jenazah didisinfektan, dibungkus plastik, kembali didisinfektan, dikafani, didisinfekatn lagi, baru dimasukkan ke peti khusus dan diisinfektan lagi.
"Jangan cemas dan takut, tidak akan menular," kata Noegroho yang juga Wakil Direktur RSUD Banyumas.
Dia juga menyitir hadits sahih Rasulullah SAW, yang menyatakan, bahwa selain yang gugur di medan perang, orang yang gugur di jalan Allah, orang yang tertimpa tha'un (wabah) dan orang yang mati karena sakit perut adalah syahid.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banyumas, per 1 april 2020, jumlah orang dalam pengawasan (ODP) di Banyumas bertambah enam orang menjadi 1.221 setelah sehari sebelumnya hanya 1.215.
Tetapi, ada kabar baik lainnya. Untuk pertama kali tidak ada kenaikan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Banyumas. PDP tetap berjumlah 41 orang. Adapun positif berjumlah lima orang.
Advertisement