Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan penyebaran virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19 di Jawa Timur sudah mulai melambat. Saat ini, jumlah pasien positif hanya bertambah dua orang, sehingga total menjadi 93 pasien.
"Saya update dinamika COVID-19 di Jawa Timur hari ini yang terkonfirmasi positif ada 93 pasien," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gendung Negara Grahadi Surabaya, Selasa, 31 Maret 2020.
Advertisement
Khofifah menuturkan, dua pasien tambahan tersebut satu berasal dari Gresik. Sementara satu pasien lainnya dari Madiun. Sehingga total pasien di Gresik ada tiga dan di Madiun ada satu.
"Ada tambahan dua positif baru. Gresik tambah satu orang, Madiun juga tambah satu orang," kata Khofifah.
Khofifah menyampaikan, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim juga masih terus meningkat. Per hari ini, ada tambahan 54 PDP. Jumlah semula 366 PDP menjadi 420 PDP. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) juga meningkat dari 5.812 ODP menjadi 6.565 ODP.
"Di Jatim yang naik cepat itu ODP-nya. Kalau PDP-nya lambat. Semoga itu tanda dari kita sudah timbul imunity untuk melawan COVID-19," ucapnya.
Pakar Epidemiologi UI, Syahrizal Syarif saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (2/4/2020) mengatakan, belakangan istilah 'herd immunity' memang kerap dipakai pejabat di dalam dan luar negeri saat pandemi virus corona (Covid-19), untuk mengaitkannya dengan berita baik penurunan kasus, bahkan dikait-kaitkan dengan selesainya wabah.
Baca Juga
Syahrizal mengatakan, dalam epidemiologi, herd immunity merupakan istilah untuk menggambarkan bahwa, untuk melindungi penduduk dari penularan suatu penyakit menular, maka tidak perlu 100 persen penduduk tersebut kebal, namun cukup 80 persen saja.
Hal itu bisa dicapai, katanya, karena 80 persen penduduk yg kebal melindungi 20 persen lainnya yang rentan. Makanya, keadaan ini hanya relevan ketika membicarakan program imunisasi atau pemberian vaksinasi.
"Ini sama sekali tidak relevan jika dikaitkan dengan wabah Covid-19 yang belum ada vaksinnya," kata Syahrizal.
Dirinya menjelaskan, jadi mengharapkan penduduk mempunyai herd immunity sebesar 70-80 persen sama saja dengan membiarkan 70-80 persen penduduk tertular Covid-19, dan berharap nantinya 97 persen kasus konfirmasi akan sembuh dan memberikan perlindungan pada penduduk rentan yang lain.
Apakah siap, katanya, jika 27 juta orang atau sekitar 70 persen penduduk Jatim tertular Covid-19? Jika itu terjadi, setidaknya Jatim butuh 4,5 juta bed di rumah sakit untuk merawat pasien dengan gejala serius. Sekaligus lahan kuburan untuk sekitar 1 juta penduduk Jatim yang meninggal.
"Saya khawatir Bu Khofifah salah menyebut istilah itu," katanya.
Syahrizal mencontohkan Israel, yang pernah menyarankan agar pemerintahnya cukup melakukan karantina terhadap orang berusia di atas 70 tahun, dan membiarkan wabah virus Covid-19 menyebar di Israel. Dengan begitu, nantinya akan terbentuk herd immunity.
"Nyatanya apa? wabah terus meningkat di Israel dan kasus yang meninggal tidak selalu berusia di atas 70 tahun," katanya.
Klarifikasi Gubernur Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meluruskan informasi yang menyebutkan soal pernyataan herd immunity.
Pada artikel sebelumnya, disebutkan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang mengundang kontroversi terkait virus corona (Covid-19).
Dirinya mengaitkan melambatnya peningkatan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Jawa Timur dengan tanda-tanda terbentuknya 'herd immunity' atau kekebalan kawanan.
"Jumlah PDP di Jatim sampai hari ini tetap 420 orang, semoga menjadi tanda-tanda herd immunity atau kekebalan kawanan," katanya, Rabu (1/4/2020).
Berita ini TIDAK BENAR
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menuturkan, kalau dirinya tidak pernah menyebutkan hal tersebut. "Saya tidak pernah bilang herd immunity," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
**Catatan: Judul dan isi artikel ini telah diedit karena terjadi kesalahan informasi soal pernyataan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indah Parawansa yang menyebutkan herd immunity. Redaksi Liputan6.com meminta maaf atas kekeliruan yang merugikan pihak terkait.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.